Namun setelah itu penyerangan terjadi, suara tembakan terdengar dan membuat massa yang ada di acara kampanye itu menjadi kacau.
Seorang saksi dalam insiden penyerangan, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan dia awalnya mengira tembakan itu adalah kembang api.
“Kami tidak pernah membayangkan tragedi yang sekarang kami tinggali di negara ini. Ini terorisme."
“Jika ini bisa terjadi pada seorang kandidat yang seharusnya memiliki keamanan, maka siapapun bisa dibunuh. Itu meninggalkan pesan yang jelas bahwa di sini hidup tidak ada artinya.”
Saksi Mata: Villavicencio Ditembak di Dalam Mobil
Saksi mata mengatakan Villavicencio, seorang anggota kongres dan mantan wartawan, ditembak tiga kali, mengutip BBC.
Seorang anggota tim kampanyenya mengatakan kepada media lokal bahwa pria berusia 59 tahun itu sedang masuk ke dalam mobil, namun tiba-tiba seorang pria melangkah maju dan menembak kepalanya.
Video dari dalam gedung menunjukkan para pendukung Villavicencio yang panik mencari perlindungan dan selebaran kampanye berserakan di lantai hingga adanya lumuran darah.
Pembunuhan itu terjadi di tengah lonjakan kejahatan, kekerasan yang di negara kecil Amerika Selatan itu.
Ketika geng-geng penyelundup narkoba bersaing melakukan pembantaian di penjara dan tingkat pembunuhan meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2020 dan 2022.
Seperti diketahui, Villavicencio adalah salah satu dari delapan kandidat presiden yang mencalonkan diri dalam Pilpres Ekuador, yang yang akan diadakan pada 20 Agustus 2023 nanti.
Lebih dari separuh warga Ekuador mengatakan dalam jajak pendapat bahwa memperbaiki masalah ketidakamanan negara adalah prioritas terbesar mereka.