Makna Lukisan "Berburu Celeng"
Djoko Pekik memiliki kepekaan sosial yang tinggi dibandingkan orang kebanyakan. Kepekaan tersebut ia gambarkan lewat karya-karya lukisannya yang fenomenal.
Baca Juga: Sepasang Kekasih di Aceh Ditemukan Tewas Tanpa Busana Dalam Mobil Lexus, Ini Penyebabnya
Lukisan "Berburu Celeng" yang menggambarkan keadaan para pemimpin Indonesia pada masa Orde Baru disebut memiliki harga termahal di tahun 1998 dengan nilai Rp1 miliar.
Ia pun sempat menceritakan filosofi keserakahan di balik lukisan "Berburu Celeng" pada 21, April 2020 lalu.
"Celeng itu adalah lambang keserakahan, apa-apa doyan, membabi buta, perusak, kalau jalan enggak bisa lurus , jadi sesuka hatinya sendiri, mentang-mentang raja. Matinya celeng itu hanya digebuki dan diburu orang," ujar Djoko Pekik, dikutip dari Kompas.com.
Ia mengatakan, seorang raja atau penguasa yang bersikap zalim maka akhir hidupnya juga akan terhina seperti celeng.
Djoko menjelaskan, ia melukis "Berburu Celeng" dua bulan sebelum pemerintahan Presiden Soeharto lengser.
Di lukisan tersebut, Djoko menggambarkan rakyat yang begitu gembira setelah berhasil berburu celeng. Rakyat merayakannya dengan berbagai kesenian tradisional, seperti pantomim, jathilan, reog, dan lain-lain.
"Tapi ingat celeng itu kuat sekali. Akhirnya meskipun sudah diburu akhirnya dari celeng satu jadi celeng semua," ujar Djoko.
Profil Djoko Pekik
Melansir KompasTV, Djoko Pekik lahir pada 2 januari 1937 di Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah.