Ia berbaring di kasur dalam sebuah ruangan gelap dengan tangan terantai ke dinding.
Pelaku yang mempekerjakan Pony memasang tarif 2 poundsterling atau sekitar Rp38.863 untuk berhubungan seksual dengan orangutan tersebut.
Tak hanya itu, Pony juga dipakaikan perhiasan, rias wajah, dan parfum. Dia bahkan diajari melakukan tindakan seks sesuai permintaan pelanggannya.
Sebagai pekerja seks, Pony seakan mengetahui apa yang ia lakukan.
Dilansir dari The Sun (14/9/2021), Pony akan menggerakkan pinggulnya seperti menggoda ke arah seorang pria yang mengunjunginya di kamar.
Pony akhirnya berhasil dibawa ke tempat rehabilitasi pada 13 Februari 2003.
Butuh 35 perwira militer bersenjata untuk menyelamatkannya.
Meski begitu, orang-orang yang memanfaatkan Pony dalam bisnis prostitusi sempat melakukan penolakan karena menganggapnya sebagai sumber uang.
Tim rehabilitasi pun berusaha mencegah protes dan balas dendam dari penduduk desa tempat tinggal Pony. Karena itu, orang yang mempekerjakan Pony sempat diizinkan mengunjunginya setiap bulan.
Namun, Pony selalu berteriak dan buang air besar setiap melihat mantan tuannya itu.
Akhirnya, kunjungan tersebut dihentikan dan keamanan terhadap Pony ditingkatkan.