Find Us On Social Media :

Taman Burung Jagat Satwa Nusantara: Rumah bagi Satwa Langka seperti Burung Elang Jawa dan Myzomela Irianawidodoae

By Grid., Rabu, 16 Agustus 2023 | 19:10 WIB

Taman Burung Jagat Satwa Nusantara dibuka untuk umum

Ditambah dengan fasilitas umum seperti taman bermain anak yang disesuaikan dengan model montessori, serta tempat-tempat ikonik: Rumah Pohon Mbaru Niang dan Jembatan Layang Omo Hada yang berada pada masing-masing kubah aviary.

"Dengan suka cita yang tulus, kami ingin berbagi kabar gembira kepada masyarakat Indonesia mengenai pembukaan kembali Taman Burung Jagat Satwa Nusantara setelah melewati proses revitalisasi."

"Kami berharap taman ini lebih dari sekedar tempat wisata, yaitu dapat menjadi taman edukasi dan tempat pelestarian satwa langka Indonesia," ucap Ery Erlangga, selaku Direktur PT Dyandra Mitra Indah.

Sebagai tempat konservasi satwa, Taman Burung Jagat Satwa Nusantara berhasil mengembangbiakan burung Elang Jawa sebanyak 2 ekor.

Hal ini merupakan salah satu pencapaian terbesar Jagat Satwa Nusantara dalam upaya pelestarian spesies satwa yang terancam punah.

Pihak Jagat Satwa Nusantara berharap pada saat Peresmian Wajah Baru TMII, Presiden Republik Indonesia dapat memberikan nama pada Elang Jawa ini.

“Elang Jawa hasil dari perkembangbiakan di Taman Burung Jagat Satwa Nusantara hingga saat ini belum ada namanya."

"Jadi, kita berharap nanti Pak Jokowi, selaku Presiden Republik Indonesia dapat menamai Garuda kita ini,” jelas M. Fardhan Khan, Direktur Operasional, PT Dyandra Mitra Indah.

“Elang Jawa sendiri hanya ditemukan di Pulau Jawa yang di alam aslinya dia hanya bertelur satu kali setahun. Kalau di lembaga konservasi sudah pernah bertelur 3-4 telur. Jadi, peran lembaga konservasi sangat dibutuhkan," imbuhnya.

Baca Juga: Terjemahan Lirik GIVE YOU LOVE, Lagu Baru Jessica Mauboy feat Jason Derulo

Jagat Satwa Nusantara juga memiliki kehormatan untuk menjadi rumah bagi spesies burung endemik Indonesia, yaitu Myzomela Irianawidodoae, yang hanya ada satu-satunya di pusat konservasi satwa di Indonesia.

Burung ini dinamai oleh salah peneliti BRIN, yaitu Prof. Dewi M. Prawiradilga sebagai bentuk penghormatan kepada Ibu Negara kita, saat ditemukan di Pulau Rote pada 2018.