Ketika tulisan tersebut diangkat ke layar lebar, Karmila mampu merangsek ke jajaran box office.
Selain Karmila, Marga T juga dikenal berkat Badai Pasti Berlalu (1974), Gema Sebuah Hari" (1976), Bukan Impian Semusim (1976), dan Setangkai Edelweiss (1978).
Mulai menulis sejak kecil Karya fenomenal yang dilahirkan oleh Marga T tidak bisa dilepaskan dari bakat menulis yang sudah tampak sejak ia masih belia.
Bakat ini diteruskan oleh Marga T hingga ia dewasa.
Dilansir dari laman Kemendikbud, Marga T mulai menulis sejak usia 14 tahun di majalah sekolahnya.
Saat usianya menginjak 21 tahun, cerpen pertamanya muncul di surat kabar dengan judul Kamar 27.
Beberapa tahun setelahnya, ia merilis sebuah buku yang diberi judul Rumahku adalah Istanaku (1969).
Sementara untuk Karmila, cerita ini ditulis pada saat Marga T masih kuliah di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, Jakarta.
Karya terakhir Marga T adalah sebuah memoar berjudul If Only.
Ia juga sebuah kumpulan cerpen berjudul Kenangan Manis Takkan Pernah Habis.
Baca Juga: INNALILAHI, Mandalika Makan Korban, Pembalap Muda Asal Jepang Ini Tewas dalam Usia 22 Tahun
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Marga T Penulis "Karmila" Meninggal Dunia pada Usia 80 Tahun, Ini Kata Adik"
(*)