Prosedur Tes HPV DNA Genotyping dan Jenis HPV yang Dapat Dideteksi
Dokter yang merupakan lulusan dari Universitas Indonesia ini menjelaskan secara singkat mengenai prosedur tes HPV DNA Genotyping.
Menurut dr. Bambang, proses pengambilan sampel (spesimen) dilakukan dengan mengambil dari usapan pada permukaan mulut rahim dengan menggunakan sikat atau brush.
Sampel ini akan dianalisis di laboratorium dan hasilnya akan mengidentifikasi jenis-jenis HPV yang terdeteksi dalam sampel.
Lebih lanjut dalam wawancaranya, beliau menyebutkan jika tes ini dapat mendeteksi semua jenis HPV baik yang onkogenik maupun yang non-onkogenik, karena setiap jenis HPV mempunyai struktur asam amino yang spesifik dan hal itu lah menjadi target spesifik yang dicari atau dideteksi.
Perlu diketahui bahwa HPV onkogenik adalah jenis virus yang berpotensi menyebabkan kanker. Ketika infeksi HPV onkogenik tidak diatasi, virus dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel di daerah yang terinfeksi dan menyebabkan mutasi genetik yang dapat memicu pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan berpotensi menjadi kanker.
Sedangkan HPV non-onkogenik adalah jenis virus yang memiliki risiko sangat rendah untuk menyebabkan kanker.
Meskipun dapat menyebabkan lesi pada kulit atau selaput lendir, infeksi HPV jenis ini biasanya tidak berkembang menjadi kanker.
“Saat ini jenis HPV onkogenik (high risk) yang bisa dideteksi adalah 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 53, 56, 58, 59, 66, 68 dan untuk HPV non-onkogenik (low risk) adalah 6, 11, 42, 43, 44, 81,” kata dr. Bambang.
Risiko terkena kanker serviks dapat bervariasi tergantung pada jenis HPV yang ada dan faktor lainnya seperti imunitas tubuh, paparan faktor risiko lainnya, dan faktor genetik.
Oleh karena itu, tes HPV DNA dapat membantu dalam mendeteksi keberadaan HPV onkogenik yang berpotensi menyebabkan kanker serviks.