"Iya, sempat ditangkap sebelum kejadian kemarin (diculik oknum Paspampres).
Kebetulan yang punya kontrakan saya panggil, tolong yang ngontrak itu tanyain," kata Sarip, Senin (28/8/2023).
Imam menduga, toko kosmetik yang dijaga Imam itu memang hanya kedok saja untuk menjual obat-obatan ilegal.
Seorang pedagang berinsial B (40) mengungkapkan hal serupa.
Menurut dia, Imam pernah ditangkap dua bulan yang lalu.
Namun, ia kemudian dibebaskan.
"Setahu saya waktu kejadian pertama, warung itu diciduk, selang dua bulan yang kemarin. Tapi besoknya sudah buka. Enggak tahu saya oknum mana yang tangkap," ucap dia.
Kendati begitu, B enggan mengungkapkan secara terperinci mengenai produk apa yang dijual oleh Imam itu.
Ia hanya menegaskan bahwa para pelanggan di toko kosmetik Imam itu rata-rata pengamen hingga tukang parkir.
Kabar penculikan dan penganiayaan yang mengakibatkan Imam tewas di tangan oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) viral di media sosial Instagram.
Imam Masykur merupakan pria asal Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Imam disebut sempat diculik sebelum akhirnya tewas dianiaya oknum TNI.
Adapun Praka RM bertugas sebagai anggota Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan, sedangkan Praka HS bertugas sebagai anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat.
Sementara itu, Praka J bertugas sebagai anggota Kodam Iskandar Muda.
Ketiganya kini ditahan di Pomdam Jaya Jayakarta dan sudah ditetapkan tersangka atas kasus penculikan dan penyiksaan terhadap Imam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada Kepingan yang Hilang dalam Kronologi Oknum TNI Culik dan Bunuh Warga Aceh"
(*)