Find Us On Social Media :

Ngeri, Bule Jerman Lakukan Penelitian Soal Kuntilanak di Indonesia, Terkuak Asal Usul Mitos Si Hantu Perempuan

By Grid., Rabu, 30 Agustus 2023 | 20:00 WIB

Ilustrasi. antropolog Jerman bernama Timo Duile melakukan penelitian terkait kuntilanak

Grid.ID - Berbekal rasa penasaran, seorang bule Jerman melakukan penelitian soal hantu kuntilanak yang cukup populer di Indonesia.

Kisah-kisah mistis dan gaib tentang hantu kuntilanak memang merupakan topik yang kerap menarik minat masyarakat Indonesia.

Tak hanya Indonesia, negara-negara tetangga juga memiliki mitos serupa seperti kuntilanak dan teman-temannya.

Hal inilah yang mendasari seorang peneliti asal Jerman, Timo Duile, untuk menelisik lebih dalam tentang mitos kuntilanak yang masih dipercaya hingga sekarang.

Lalu, seperti apakah hasil dari penelitian Timo Duile tentang mitos kuntilanak?

Jika ada hal-hal yang dianggap tidak masuk akal, maka biasanya hantu sering dijadikan kambing hitam.

Kepopuleran cerita hantu di Tanah Air sendiri bisa terjadi karena kebiasaan dari orang-orang terdahulu.

Publik percaya jika cerita hantu merupakan salah satu jenis cerita rakyat atau folklore.

Cerita-cerita seperti itu masih awet hingga sekarang karena diteruskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut.

Salah satu yang paling populer adalah cerita tentang kuntilanak.

Baca Juga: MERINDING, Luna Maya Tunjukkan Lokasi Angker Tempat Dirinya Dengar Suara Ketawa Kuntilanak, Ternyata Penampakannya Horor Abis

Kuntilanak biasanya digambarkan sebagai sosok perempuan berbaju putih, berambut panjang, dan sering tertawa yang menyeramkan.

Penggambaran kuntilanak yang menyeramkan itu kemudian menimbulkan berbagai pertanyaan tentang asal-usulnya.

Hingga pada akhirnya, antropolog Jerman bernama Timo Duile melakukan penelitian terkait kuntilanak tersebut.

Penelitian Timo Duile itu berjudul "Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia".

Penelitian itu kemudian dipublikasikan Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia pada 2020 silam.

Dalam judulnya, Timo Duile mencantum nama Malaysia.

Sebab kuntilanak tak hanya ada di Indonesia, tetapi juga ada di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, yang menyebutnya pontianak.

Penamaan pontianak di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam sebagai kata ganti kuntilanak tidak terlepas dari kaitannya dengan asal-usul Kota Pontianak.

Kata Pontianak sendiri berasal dari bahasa Melayu 'Ponti' yang berarti pohon tinggi.

Asal kata ini berkaitan erat dengan kondisi alam di Delta Sungai Kapuas dan Landak yang jadi cikal-bakal Kota Pontianak.

Baca Juga: YA ALLAH Rizky Febian Bongkar Kejadian Mistis yang Bikin Merinding, Ngaku Sempat Didatangi Kuntilanak sampai Naik ke Ranjang Sambil Julurkan Lidah

Masyarakat Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam beranggapan pohon tinggi selalu ditempati oleh banyak roh.

Roh memiliki berbagai sifat seperti manusia, ada yang jahat, baik, atau netral.

Karenanya roh bisa hidup berdampingan dan saling berkomunikasi dengan manusia

Namun, pada suatu ketika Syarif Abdurrahman, pendiri serta sultan pertama di Kerajaan Pontianak menggusur pepohonan itu dan menjadikannya sebagai permukiman yang jadi cikal bakal Kota Pontianak.

Lebih lanjut menurut Timo Duile , sejak penggusuran itu dilaksanakan terjadilah perubahan sebutan terhadap roh tersebut menjadi pontianak atau kuntilanak yang merujuk pada penunggu pepohonan tinggi.

Hal ini juga membuat manusia modern mengidentikkan pohon besar, seperti beringin, sebagai tempat tinggal setan.

Lantas, apa alasan roh berubah menjadi seram dan identik dengan wanita?

Jawaban atas hal ini dapat ditemukan dalam riset sejarawan Nadya Karima Melati berjudul "Monsterisasi Perempuan dan Monoteisme" (2022).

Sebelum Timo Duile, Nadya telah lebih dulu melakukan riset kuntilanak sejak 2013 silam.

Dalam salah satu kesempatan, dia kemudian memaparkan jawaban menarik.

Baca Juga: 5 Arti Mimpi Lihat Kuntilanak, Bentuk dari Trauma atau Sekadar Imajinasi?

Menurut Nadya, pandangan seram itu terjadi karena kedatangan agama monoteisme.

Kehadiran monoteisme menolak adanya sosok spiritual lain selain Tuhan, Karenanya, pandangan roh bergeser menjadi hantu atau monster.

"Agama monoteisme diperkenalkan bersamaan dengan patriarki.

Mereka memperkenalkan konsep ketuhanan yang maskulin, menggeser kemudian menghancurkan kepercayaan lokal yang berhubungan dengan roh dan alam," tulisnya.

Berubahnya pandangan roh menjadi hantu tersebut selaras dengan pelekatan perempuan sebagai hantu.

Hal ini disebabkan karena perempuan memiliki pengalaman erat yang dekat dengan kematian.

Meski begitu, penggambaran kuntilanak sebagai perempuan yang menyeramkan sudah terlanjur membeka di pikiran masyarakat karena sering dipopulerkan oleh film dan cerita misteri.

Hal itu juga susah untuk diubah kembali.

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Penasaran dengan Mitos Kuntilanak, Bule Jerman Lakukan Penelitian di Indonesia, Hasilnya Bikin Syok!

(*)