Sementara itu, Kepala SMPN 1 Sukodadi, Harto mengaku tak mengetahui sampai kapan sanksi tersebut akan diberlakukan terhadap EN.
"Tidak tahu sampai kapannya, hanya yang kami tahu itu ditarik ke dinas untuk pembinaan," katanya.
Kronologi kejadian
Harto menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (23/8/2023) saat siswa hendak pulang.
Insiden pembotakan itu dipicu lantaran belasan siswi tak menggunakan ciput.
Hasto mengungkapkan, EN mengaku sering mengingatkan para siswi untuk mengenakan ciput.
Namun, sejumlah siswi saat itu diduga tidak mengenakannya.
EN lantas memanggil mereka yang ketika itu hendak pulang, dikutip dari Kompas.com.
Menurut pengakuan EN pada Harto, ada sekitar 19 siswi yang saat itu dibotaki.
"Entah terlalu sayang atau seperti apa, kemudian Bu EN melakukan itu (pembotakan)."
"Hanya saja pakai alat (cukur) yang elektrik, makanya ada yang rambutnya kena banyak," jelasnya.