Grid.ID - Atta Halilintar rupanya sudah berhenti sekolah sejak SMP.
Saat itu, Atta Halilintar tak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan SMA.
Kini, saat dirinya telah sukses dan memiliki 200 karyawan, Atta Halilintar justru semangat melanjutkan sekolahnya ke jenjang lebih tinggi.
"Dulu aku ada keterbatasan di rezekinya, belum bisa untuk sekolah," kata Atta, dikutip Kompas.com dari YouTube Cumicumi.
"Tapi kalau punya rezeki, aku sekolah sebaik-baiknya," imbuhnya.
Keputusan Atta untuk melanjutkan sekolah itu juga sebagai contoh untuk anaknya kelak dan juga anak-anak lain yang menjadikannya sebagai contoh.
"Biar jadi pelajaran buat anakku," ucap Atta.
"Banyak anak-anak bilang 'wah enggak mau sekolah bisa kok, tuh bang Atta sukses, enggak sekolah,'" lanjutnya.
Diakui Atta, dulu dia beranggapan memiliki banyak karyawan sudah cukup membuatnya bangga sebagai lulusan SMP.
Tapi ternyata pemikirannya itu tidak sepenuhnya tepat.
"Dulu aku mikirnya walaupun aku lulus SMP tapi Alhamdulillah bisa punya 200 karyawan, itu salah satu kebanggaan aku," ujar Atta.
Baca Juga: Krisdayanti Beri Dukungan untuk Atta Halilintar yang Kembali Sekolah SMA
"Ternyata kalau itu kebanggaan saja, ke depannya belajar itu harus terus. Jadi selama kita masih punya waktu, Insya Allah saya mau lanjut," sambungnya.
Atta juga mengungkap rencananya setelah mendapatkan ijazah SMA nanti akan melanjutkan ke bangku kuliah.
Namun sampai saat ini, Atta masih bingung memilih jurusan yang diinginkan.
"Alhamdulillah saya mau lanjut sekolah Insya Allah tahun depan dan pengin lanjut kuliah," kata Atta.
"Rencananya sih hukum, enggak tahu nanti apa bisnis. Tapi kalau bisnis menurutku enggak bisa dipelajari di kuliah, harus dipelajari di pengalaman," tutur Atta lagi.
Selain jurusan Hukum dan Bisnis, Atta juga mempertimbangkan jurusan Arsitektur karena menyukai desain.
"Entar habis ambil dulu ijazahnya baru aku pikir mau ambil apa," kata Atta lagi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Niat Selesaikan SMA dan Lanjut Kuliah, Atta Halilintar: Dulu Aku Ada Keterbatasan Rezeki"
(*)