"Kadang-kadang kalau bercanda suka kelewatan. Kemaren temennya didorong sampai jatuh, niatnya tapi bercanda. Bercandanya anak kecil tapi tenaganya udah anak 17 tahun," sambungnya.
Dari sisi intelegensi, David juga mengalami kemunduran.
"Kemudian intelegensi dia setara dengan anak 8 tahun. Jadi efeknya bener-bener sedemikian dari trauma tersebut," kata Jonathan.
Namun kabar baiknya, kondisi fisik putranya mengalami kemajuan yang signifikan.
"Kemajuannya di fisik sudah hampir 90 persen membaik. Kalau kemarin jalannya miring sekarang udah lurus. Terus daya tahan juga lebih lama. Awal-awal cuma 6 menitan, sekarang udah lebih, bisa setengah jam," tambah ayah David Ozora.
Untuk memulihkan kondisinya, David masih harus menjalani terapi dan pendampingan psikologi.
"Fisioterapi sama okupasi. Satu bulan sekali ada asesmen psikologi. Itu masih terus dilakukan," jelas ayah David.
Melansir laman Kemkes.go.id, terapi okupasi merupakan perawatan yang bertujuan membantu seseorang yang punya keterbatasan fisik mental, serta kognitif.
Terapi ini dilakukan dengan tujuan supaya pengidap bisa menjadi tidak ketergantungan pada orang lain untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
(*)