Setelah mengetahui ibunya tidak berada di tempat, Garuda mencari dan menemukan Ksrirarnawa.
Garuda hidup bersama ibunya dan mengikuti masa perbudakan dengan tugas menjaga para naga.
Garuda bertanya kepada ibunya mengapa harus melayani Kadru dan anak-anaknya.
Setelah mendapat penjelasan dari ibunya, ia pun bertanya pada para naga untuk menanyakan tebusan apa yang harus diberikan agar ia dan ibunya bebas dari perbudakan.
Para naga pun menjelaskan bahwa tebusannya adalah tirta amerta yang ada di tangan para dewa. Garuda pun menyanggupinya.
Sebelum pergi, ia diberi pesan oleh ibunya bahwa di sebuah pulau terdapat orang-orang kerdil yang jahat.
Dan mereka harus dimakan ketika Garuda merasa lapar.
Di samping itu, ibunya juga berpesan agar tidak memakan brahmana karena ayahnya juga seorang brahmana.
Jika ia memakan brahmana maka lehernya akan merasa panas dan ia harus segera memuntahkannya.
Dan benar saja, ketika sampai di Kucapadwipa Garuda memakan para Candala (orang kerdil), dan tenggorokannya terasa panas karena terdapat brahmana yang ikut termakan.
Sesuai pesan ibunya, Garuda pun memuntahkan kembali apa yang barusan ia telan.
Baca Juga: Gelaran Budaya dan Seni Sambut Peringatan 100 Tahun Koentjaraningrat, Bapak Antropologi Indonesia