Grid.ID - Kebun Raya Purwodadi memiliki tugas dan fungsi mengoleksi tumbuhan yang hidup di dataran rendah.
Sehingga saat musim kemarau seperti tahun ini yang cukup panjang, memiliki sampah dedaunan kering yang melimpah.
Timbunan sampah daun yang cukup banyak, membuat tim holtikultura Kebun Raya Purwodadi berinovasi untuk membuat kompos organik yang dimanfaatkan kembali untuk kesuburan seluruh tanaman koleksi.
Hasil perombakan bahan organik segar dari tanaman atau dedaunan yang sengaja dibuat atau dari timbunan sampah organik menghasilkan kompos organik yang berkualitas tinggi.
Untuk itu, pemanfaatan sampah organik di Kebun Raya Purwodadi tidah hanya untuk kebutuhan internal.
Tetapi juga membuka kelas edukasi kompos yang diperuntukkan kepada Masyarakat yang ingin belajar mengolah pemanfaatan sampah organik menjadi kompos.
Seperti salah satu Sekolah SMP dari Surabaya yang mengadakan program penelitian dibidang ilmu hayati, lingkungan dan sosial di Kebun Raya Purwodadi.
Baca Juga: Kebun Raya Purwodadi Menjadi Tujuan Belajar Tabulampot
Salah satu kegiatannya adalah outdoor learning kelas edukasi kompos.
“Tujuan kegiatan ini supaya siswa siswi lebih dalam mengenal, memahami dan mengerti bidang ilmu hayati, lingkungan maupun sosial yang nantinya akan berguna dalam kehidupannya, sedangkan mengambil kelas edukasi kompos agar siswa-siswi dapat memanfaatkan sampah organik dan tau cara membuatnya," tutur Bapak Aziz salah satu guru pendamping dari SMP IT AL-USWAH SURABAYA.
Berjumlah 100 peserta edukasi kompos ini berlangsung sangat antusias, dimulai dari pengenalan kompos secara umum, melihat langsung proses pembuatan kompos organik yang berada di pondok kompos Kebun Raya Purwodadi, hingga setiap peserta dapat langsung praktik mengaplikasikan kompos tersebut dengan berbagai tanaman.
General Manager Kebun Raya Purwodadi – Galendra Jaya pun menyampaikan, “edukasi kompos yang berada di Kebun Raya Purwodadi ini merupakan pupuk alami yang mudah didapat dan tidak ada efek negatif untuk lingkungan."
"Diharapkan dengan edukasi ini bisa menjadi awal untuk anak - anak yang di dunia pendidikan sudah mulai memperhatikan lingkungan, jika kita menjaga lingkungan, nantinya lingkungan yang akan menjaga kita.”
(*)