Grid.ID – Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), dengan dukungan dari Pemerintah Jepang, menyelenggarakan program pelatihan tiga hari pada 20-22 September di Bali mengenai promosi bisnis yang bertanggung jawab dan pekerjaan yang layak di Indonesia.
Pelatihan ini merupakan pelatihan gabungan pertama yang diselenggarakan oleh ILO dan UNDP yang menyasar perusahaan-perusahaan di sektor manufaktur elektronik yang beroperasi di Indonesia, khususnya perusahaan-perusahaan yang merupakan bagian dari rantai pasokan global di industri tersebut.
Sektor elektronik telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.
Industri elektronik Indonesia pun telah berkontribusi terhadap pasar domestik yang menguntungkan dan rantai pasokan regional yang kuat.
Program pelatihan ini memperkenalkan Prinsip-Prinsip Panduan PBB mengenai Bisnis dan Hak Asasi Manusia (UNGPs) yang mencakup uji tuntas hak asasi manusia (HRDD), dengan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan Panduan Fasilitasi Pelatihan Uji Tuntas Hak Asasi Manusia UNDP dan penilaian konteks mengenai praktik bisnis yang bertanggung jawab di Indonesia dan perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia.
Pelatihan ini juga mencakup hak-hak pekerja, dengan fokus pada pekerjaan yang layak yang menyasar perusahaan-perusahaan manufaktur elektronik yang terkait dengan Jepang, berdasarkan Deklarasi Prinsip Tripartit ILO mengenai Perusahaan Multinasional (MNEs) dan Kebijakan Sosial serta studi ILO mengenai industri elektronik di Indonesia dan integrasinya ke dalam rantai pasokan global.
Potensi penciptaan lapangan kerja di sektor elektronik akan menjadi kunci di masa depan seiring dengan upaya Indonesia untuk memanfaatkan potensi bonus demografi yang akan terjadi, yang akan menyebabkan jumlah penduduk usia produktif (bekerja) melebihi penduduk di luar usia produktif.
Promosi pekerjaan yang layak dan perilaku bisnis yang bertanggung jawab—yang didukung oleh kerangka normatif standar ketenagakerjaan internasional—penting untuk meningkatkan praktik berkelanjutan di dunia kerja.
Selain mendukung sektor swasta dengan prinsip-prinsip panduan internasional dan kepekaan terhadap konsep bisnis yang bertanggung jawab, pelatihan ini juga bertujuan untuk membekali perusahaan dengan praktik bisnis yang bertanggung jawab, menciptakan peluang pembelajaran sejawat untuk mengatasi tantangan dan menemukan solusi dalam mempromosikan dan menghormati hak asasi manusia dalam operasional serta rantai pasokan mereka.
Michiko Miyamoto, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste, menyatakan bahwa program pelatihan ini akan berkontribusi tidak hanya untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas sektor swasta Indonesia mengenai praktik bisnis yang bertanggung jawab dan pekerjaan yang layak di seluruh rantai pasokan mereka, namun juga akan meningkatkan kontribusi terhadap kepatuhan standar dan daya saing yang mengarah pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan No. 8 tentang Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan dan Pekerjaan Layak untuk Semua.
“Perusahaan adalah mesin perekonomian. Penerapan standar internasional mengenai bisnis yang bertanggung jawab menjadi hal yang penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi."