Find Us On Social Media :

Sedih, Ini Permintaan Terakhir Bocah 8 Tahun Tewas Tertimpa Tembok saat Wudhu

By Grid., Kamis, 21 September 2023 | 15:44 WIB

Seorang bocah berinisial G (8) meninggal dunia usaii tertimpa dinding saat sedang akan mengambil air wudhu.

Grid.ID - Ibu dari G, bocah 8 tahun yang tewas tertimpa tembok masjid tak kuasa menahan tangis

G yang saat itu sedang wudhu tertimpa tembok masjid yang roboh akibat ulah pengendara motor yang masih SMP, MAH (13).

Insiden naas ini terjadi di Masjid Raya Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat.

Pihak keluarga G kini memutuskan untuk memaafkan pengendara di bawah umur tersebut.

Selain memaafkan pelaku, pihak keluarga G juga membongkar soal gelagat dari G sebelum meninggal dunia, dilansir dari akun instagram @warungjurnalis, Kamis (21/9/2023).

Dalam unggahan tersebut memperlihatkan suasana duka dikediaman G selaku bocah 8 tahun yang tewas tertimpa tembok saat ambil air wudu di salah satu Masjid di Padang.

Meski diwarnai dengan isak tangis, orangtua G rupanya mengaku sudah ikhlas memaafkan pelaku.

Bahkan keluarga G juga disebut telah mencabut laporan ke polisi untuk membebaskan pelaku beserta motornya.

Sementara itu, keluarga korban mengungkap firasat sebelum G tewas dalam peristiwa tembok hancur ditabrak anak SMP.

Saat itu G sempat meminta dipeluk, disuapi hingga berfoto dengan adiknya.

Di sisi lain, keluarga pelaku juga telah meminta maaf ke pihak keluarga korban.

Baca Juga: Alami Kecelakaan Kerja, 3 Pekerja di Pangandaran Tewas Tertimbun Material saat Gali Pondasi Tembok Penahan Jalan Baca Juga: Innalillahi, Hotman Paris Bagikan Rekaman CCTV Detik-detik Lift di Resort Bali Saat Jatuh dan Hantam Tembok, 5 Orang Ini Dinyatakan Tewas

Keluarga dari siswa SMP yang menewaskan G juga akan bertanggung jawab membantu segala proses pemakaman korban.

Nova Desvita, orang tua korban, mengatakan bahwa korban merupakan anak yang dikenal dengan sifat yang baik, ceria, dan rajin pergi mengaji ke masjid.

Ia bercerita, sebelum meninggal anaknya sempat membuat kenangan yang masih segar di ingatannya.

"Dia minta untuk dimandikan, disuapin, digosokkan kaki, digosokkan punggungnya, minta jajan, minta ditemani pipis, membagi makanan dengan adiknya," kata Nova.

Dengan berurai air mata, Nova mengingat anaknya tidak pernah berperilaku seperti itu sebelumnya.

Ia mengingat, anaknya biasanya akan marah kalau kue atau makanannya diminta oleh adiknya dan tidak mau mengalah.

Terkait kejadian ini, Nova dan keluarganya telah mengikhlaskannya.

Kakek korban, Masrizal, juga mengatakan telah mencabut laporan pengaduan yang sebelumnya dilaporkan ke Polresta Padang.

"Kalau masalah hukum sudah saya selesaikan dan saya cabut, dan seluruh keluarganya pada datang Magrib kemarin untuk meminta maaf," kata Masrizal.

Sebagai kakek dari korban, ia sudah memaafkan, sudah berdamai, dan sudah mencabut pengaduan ke Polisi.

Diharapkannya dari kejadian dan pengalaman ini, pelaku bisa sadar.

Baca Juga: Innalillahi, Niat Hati Meriahkan Karnaval, Wanita ini Justru Pingsan Usai Tertimpa Tongkat Mayoret, Warga Panik dan Lari Menyelamatkannya

"Untuk yang menabrak termasuk keluarga juga di kampung ini. Karena orang tua atau bapaknya saat masih muda bersama saya juga, dan kakeknya si pelaku juga sama saya juga," ujarnya.

Masrizal menyebutkan untuk anak yang menabrak dinding pembatas masjid tersebut merupakan anak yang baik juga.

"Pada saat musibah itu datang. Itu tidak tau saya, entah bagaimana bisa terjadi musibah itu. Yang saya ketahui tentang anak ini merupakan anak biasa, dan tidak suka ugal-ugalan," katanya.

Ia melihat selama ini cucunya yang paling besar ini merupakan anak yang kesehariannya ceria, banyak teman, suka bermain, dan berenang ke sungai.

Berharap Orang Tua Tidak Memberikan Kendaraan Kepada Anak di Bawah Umur

Masrizal mendapatkan informasi dari istrinya pada saat sedang bekerja bersama dengan orang tua laki-laki korban.

Nenek korban meminta suaminya untuk melihat cucunya atau korban di Rumah Sakit Siti Rahmah.

Dikarenakan adanya perasaan tidak enak, Masrizal bersama dengan orang tua laki-laki dari korban berangkat ke Rumah Sakit Siti Rahmah.

"Sempat saya khilaf, karena disangka cucu saya ini tertabrak atau dijahati seseorang. Selanjutnya cucu saya dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, dan dinyatakan meninggal dunia saat Magrib," ujar Masrizal.

Korban, kata dia, mengalami luka robek di kepala, leher patah, dan tangan kiri patah.

"Jadi, yang membuat saya sempat kalam atau khilaf adalah melihat kondisi cucu saya. Sampai-sampai saya mengatakan hal yang tidak didengar," katanya.

Baca Juga: INNALILLAHI, Binaragawan Justyn Vicky Meninggal Usai Tertimpa Barbel Seberat 210 Kg, Begini Kronologinya!

Setelah kejadian, sempat datang Kapolsek Koto Tangah, Camat Koto Tangah, dan Lurah Lubuk Minturun melayat ke rumahnya.

Kapolresta Padang datang memberikan dukungan supaya keluarganya tabah dan menerimanya musibah ini.

Kombes Pol Ferry Harahap sempat menanyakan apakah sudah ada perdamaian antara kedua belah pihak.

"Saya sebagai kakek korban sudah mencabut laporan pengaduan ke Polisi," ujar Masrizal.

Selanjutnya Kapolresta Padang dan Walikota Padang memohon supaya dinding yang masih ada sebagian dirubuhkan saja, dan diperbaiki kembali agar tidak lagi.

"Sebagai kakek dari yang meninggal ini. Untuk masyarakat Indonesia, janganlah anak di bawah umur dikasih kendaraan. Itu akan mengakibatkan kejadian seperti contohnya yang dialami oleh cucu saya," katanya.

Masrizal memohon kepada setiap orang tua yang ada di Indonesia ini, janganlah dikasihkan sepeda motor kepada anak yang belum siap atau di belum cukup umur.

"Saya memohon kepada seluruh orang tua jang dikasih anak-anak sepeda motor, padahal belum berusia 17 tahun," pungkasnya.

Sebelumnya diketahui jika G atau Gian meninggal dunia usai tertimpa tembok yang roboh akibat tertabrak motor yang dikendarai seorang pelajar SMP di Lubuk Minturun, Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat.

G tertimpa beton pembatas area parkiran yang tertabrak sepeda motor yang dikendarai oleh anak berseragam sekolah berwarna putih biru itu.

Dalam video rekaman CCTV yang beredar, peristiwa nahas ini terjadi pada Senin (18/9/2023) pukul 15.09 WIB.

Baca Juga: INNALILAHI, Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pengacara Keluarga Brigadir J Resmi Jadi Tersangka Pasca Hukuman Ferdy Sambo CS Disunat

Terlihat dua anak sedang berada di dekat keran air untuk berwudu.

Salah satu anak kemudian meninggalkan area tersebut, sementara yang satu masih mencuci tangannya.

Tiba-tiba, sepeda motor yang dikendarai seorang pelajar SMP menabrak tembok beton di area parkir yang berada tepat di atas tempat anak itu berwudu.

Akibatnya, beton tersebut roboh dan menimpa Gian yang masih berada di area wudu.

Kejadian ini pun lantas mengejutkan warga sekitar.

Salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan, anak tersebut baru saja menemani temannya jajan di warung sebelah masjid sebelum kejadian tersebut.

Setelah itu, korban dan temannya kembali ke masjid, namun tidak lama kemudian terdengar suara beton roboh.

Warga yang melihat kejadian ini merasa terkejut karena ternyata ada seorang anak yang tertimpa beton, dan tidak ada yang berani mengangkatnya.

"Sempat ada juga yang berteriak minta tolong," kata seorang warga tersebut.

Kemudian sebuah mobil pikap tidak sengaja lewat, dan seorang pria memberanikan diri untuk mengangkat korban ke atas mobil pikap.

Warga tersebut tidak tahu pasti apa saja luka yang dialami oleh anak tersebut, tetapi di lokasi kejadian terlihat banyak darah.

Baca Juga: Innalilahi, Tak Terlihat Selama Beberapa Hari, Mahasiswi di Makassar Ini Ditemukan Tewas di Kamarnya dalam Kondisi Sudah Berbau

Sementara pengurus Masjid Raya Lubuk Minturun, Desriadi, mengatakan anak yang tertimpa beton itu telah meninggal dunia.

"Iya itu murid TPQ Masjid Raya Lubuk Minturun. Akibat kejadian ini korban meninggal dunia," kata Desriadi.

Dia menjelaskan, korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Siti Rahmah menggunakan mobil pikap.

Untuk mendapatkan perawatan yang maksimal, korban dirujuk ke RSUP M Djamil.

Akan tetapi, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia pukul 17.39 WIB.

"Korban mengalami luka pada bagian kepala. Para murid ini belajar mengaji sehabis salat Asar," katanya.

Desriadi menambahkan, korban dan remaja SMP yang mengendarai sepeda motor merupakan warga sekitar masjid.

Dia mengatakan, korban adalah murid TPQ di masjid tersebut.

"Iya itu murid TPQ Masjid Raya Lubuk Minturun," kata Desriadi, dikutip dari TribunPadang.com.

Desriadi menyampaikan, korban sempat dibawa ke RS Siti Rahmah, kemudian dirujuk ke RSUP M. Djamil.

Akan tetapi, korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka parah di bagian kepalanya pada pukul 17.39 WIB.

"Akibat kejadian ini korban meninggal dunia," ujar Desriadi. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Permintaan Terakhir Bocah 8 Tahun Tewas saat Wudhu, Perilakunya Beda, Laporan Dicabut, Kenal Pelaku