Find Us On Social Media :

Bukan Karena Dihapus, Rekaman CCTV Kasus Siswi SD Gresik Dicolok Teman Tak Ditemukan Ternyata Gegara Hal Ini

By Annisa Marifah, Jumat, 22 September 2023 | 11:57 WIB

Rilis di kantor Polres Gresik, Jawa Timur, terkait siswi SD yang mata kanannya mengalami penurunan pengelihatan

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah

Grid.ID - Kabar siswi SD berinisial SAH (8) yang diduga ditusuk bola matanya oleh teman menjadi sorotan.

Dilansir Grid.ID dari Tribuntrends.com pada Jumat (22/9/2023), SAH disebut tak mau memberikan uang jajannya kepada sang teman.

SAH pun dicolok matanya dengan tusuk pentol oleh sang teman.

Anaknya mengalami perundungan, orang tuanya pun melaporkan kasus ini ke Kapolres Gresik.

Salah satu bukti berupa rekaman CCTV sekolah sempat dikabarkan terhapus.

Namun rupanya rekaman CCTV itu tidak terhapus melainkan memang tidak merekam dugaan perundungan siswi SD ini.

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Forensik Polda Jatim pada Digital Video Recorder (DVR) rekaman CCTV terkuak bahwa dekoder CCTV tersebut mati.

"Hasil dari CCTV yang kami kirim ke Bidlabfor Polda Jawa Timur, CCTV tersebut aktif pada tanggal 1 Juni 2023," kata AKBP Adhitya Panji Anom.

Baca Juga: Terekam CCTV, Siswa SMP Tewas di Tempat Tertimpa Tembok Beton Saat Sedang Berwudhu untuk Salat, Ternyata Akibat Ulah Sosok Ini

"Setelah itu, dekoder CCTV tersebut dalam kondisi mati, sehingga tidak merekam aktivitas," sambungnya.

CCTV baru dinyalakan pada 18 Agustus 2023, sehingga tak ada aktivitas yang terekam dalam enam kamera CCTV sekolah itu.

"Sehingga dalam kurun waktu 1 Juni 2023 sampai 18 Agustus 2023, DVR itu tidak merekam situasi atau kejadian yang ada di lingkungan sekolah," ucap Adhitya.

Hal ini diperkuat oleh temuan bahwan log file dalam DVR tidak ada.

"Ini dikuatkan dengan data log file yang ada di DVR tersebut, memang tidak ada.

Jadi kalau DVR itu dihapus, maka log file-nya akan tetap ada, sedangkan ini memang sama sekali tidak ada," kata Adhitya.

Melansir Tribun-Medan.com, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menilai ada kelalaian pihak sekolah pada kasus tersebut.

Pejabat sementara (Pjs) Ketua Umum Komnas PA, Lia Latifah menyebut bahwa sekolah lalai dalam pengawasan, pencegahan, dan penanganan tindak kekerasan.

"Orang tua tahu (kejadian) dari anaknya saat pulang. Tapi tidak ada informasi dari sekolah bahwa anak itu telah mengalami kekerasan di sekolah," kata Lia.

Baca Juga: Innalillahi, 20 Ribu Nyawa Diperkirakan Melayang, Ngerinya Video Detik-detik Banjir Bandang Libya, Terdengar Suara Gemuruh Air

"Logikanya ada anak berantem di sekolah, masa iya gurunya enggak tahu. Anak ini (korban) pas kejadian langsung pulang, harusnya guru pada saat pembelajaran mencari, harusnya begitu," ujarnya.

"Pihak sekolah tidak pernah menanyakan ke anak-anak. Harusnya mereka tahu ketika ada di-bully. Kami menilai sekolah tidak tanggap ketika anak mengalami kekerasan di sekolah," lanjunya.

Lia juga menyinggung soal CCTV yang tak kunjung diserahkan ke kantor polisi.

"Jadi semuanya lambat dalam penanganannya. Dibilangnya CCTV-nya begitu, segala macam. Bukti CCTV inilah yang sekarang masih proses penyelidikan dari pihak kepolisian," sambung Lia.

(*)