Dengan berat hati, Ida pun menerima perjanjian itu.
"Daripada saya mati konyol, akhirnya saya minta perjanjian," kata Ida Susanti.
Apalagi empat bulan setelah itu dia menerima sertifikat rumah dan langsung bisa ditempati.
Lalu, kenapa saat itu dia bisa bertahan?
Ida mengaku saat itu malu kalau harus membongkar semuanya.
"Seluruh surabaya kenal siapa saya. Akhirnya, tidak ada satu orang pun di keluargaku yang tak kasih saya tahu. Karena posisi saat itu tidak bisa dikompromi. Aku mencari kehidupanku aman," katanya.
Apalagi, lanjut Ida, saat itu surat nikah juga dibawa NMS.
"Yang penting saya aman, bisa kerja," kata Ida yang mengaku saat itu sudah merintis bisnis penjualan onfderdil mobil Mercedes Benz di Surabaya.
Namun rumah tangganya penuh tekanan lantaran Nardinata sering main kekerasan fisik.
"Kalau bertengkar sedikit, main pukul. Kalau di jalan enggak cocok itu aku diturunin di jalan. Akhirnya ngapain ya aku malu, tubuhku enggak cacat, aku lapor," kata Ida Susanti.