Grid.ID – Menjadi guru merupakan cita-cita yang mulia. Guru dapat menjadi agen perubahan untuk mencerdaskan dan menyejahterakan kehidupan anak-anak Indonesia.
Hal itulah yang mendasari Inzoni, lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bengkulu, untuk serius menekuni profesi guru. Bahkan, cita-cita itu sudah dimiliki sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
“Awalnya saya sempat diterima kuliah di negara lain. Namun, orangtua meyakinkan saya bahwa saya sebaiknya kuliah di FKIP Universitas Bengkulu,” tutur laki-laki yang akrab dipanggil Zoni tersebut melalui keterangan tertulis yang diterima Grid.ID, Minggu (8/10/2023).
Bagi kedua orangtua Zoni, dengan menjadi guru, Zoni dapat membawa perubahan besar di kampung halaman. Pasalnya, desa tempat tinggal Zoni termasuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Selain akses jalan yang masih minim dan dipenuhi lumpur dan batu, bangunan SD juga bisa dibilang kurang layak.
Tak hanya itu, sebagian besar anak-anak di desa tempat tinggal Zoni menempuh pendidikan sampai SD saja. Mereka lebih memilih menjadi petani kopi ketimbang melanjutkan pendidikan.
“SD di desa saya itu sangat memprihatinkan. Banyak guru yang sudah mau pensiun, tetapi belum ada pengganti. Satu guru bahkan harus mengajar untuk beberapa kompetensi pembelajaran. Ini juga salah satu alasan mengapa saya memilih pendidikan guru SD di Universitas Bengkulu,” kata Zoni.
PPG Prajabatan berdampak besar
Berbekal keinginan untuk memajukan kualitas pendidikan di desanya, Zoni pun mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2022 usai menamatkan kuliah.
Sebelumnya, Zoni sudah mencari informasi mengenai PPG Prajabatan di berbagai media informasi, termasuk YouTube. Ditambah lagi, salah satu saudara Zoni juga menyarankan untuk mengikuti program PPG.