Apalagi saat itu tak ada bukti jelas Jessica menuang racun.
"Dan satu lagi dogma di forensik, kalau ada orang mati tidak wajar, kalau tidak diotopsi tidak ada sebab mati."
"Kalau semuanya mungkin berarti tidak ada tersangka, makanya pak Otto yakin brarti ini gak (salah) karena tanda-tanda di luar gak ada, di dalam juga gak ada," ujar dr Djaja.
Tak Ditemukan Sianida dalam Darah, Urine, dan Hati
Untuk mendukung jawabannya, dr Djaja juga menyampaikan bukti pemeriksaan hati, darah, hingga urine Mirna.
Tak ditemukan sedikitpun kandungan sianida di dalamnya kecuali lambung yang besarannya hanya 0,2mg.
"Waktu itu dibuka perutnya doang, diambil isi lambungnya, ambil jaringan hatinya, ambil darah, ambil urine. Yang pertama dikirim ke Puslabfor, hasilnya sianida negatif. Tadi yang diambil darah, hati, isi lambung, urine, semuanya negatif sianida, kecuali di lambung. Di lambung ketemu sianida 0,2 mg/liter."
"0,2 itu kecil banget dan logikanya kalau dia ada sianida, besar kemudian jadi kecil itu masuk akal. Tapi kalau tidak ada kemudian jadi ada, itu kan tanda tanya, dari mana? Bisa juga karena pembusukan, pembusukan bisa menghasilkan sianida walaupun kecil."
"Sianida itu bisa bikin orang mati kalau dia udah masuk ke darah. Nah dari lambung, pembuluh darah masuknya ke hati kan, nah di hati itu tubuh kita punya mekanisme detoksifikasi. Dirubahlah CN- ditambah S dari Tiosianat di badan kita menjadi CNS, CNS itu Tiosianat Maka salah satu tanda bahwa dia udah kemasukan sianida adalah ada Tiosianat di dalam hati, darah, urine, kalau diperiksa di liur ada. Dan itu (kasus Mirna) tidak ada," jelas dr Djaja.
(*)