Find Us On Social Media :

30 Tahun Berkutat dengan Sianida, dr Djaja Pastikan Mirna Tak Meninggal karena Racun: Bukan Yakin tapi Sangat Yakin!

By Citra Widani, Senin, 9 Oktober 2023 | 11:28 WIB

Tak Temukan Sianida di Tubuh Mirna Salihin, dr Djaja Surya Atmadja yakin kematian Mirna bukan karena sianida.

Laporan Wartawan Grid.ID, Citra Kharisma

Grid.ID - dr Djaja Surya Atmadja, dosen forensik UI sekaligus dokter yang menerima jasad Mirna pertama kali usai dinyatakan meninggal dunia yakin jika teman Jessica Kumala Wongso itu tidak meninggal karena racun. 

Untuk diketahui bahwa setelah dokumenter Netflix 'Ice Cold' tentang kematian Mirna Salihin tayang, banyak masyarakat yang tak setuju dengan vonis Jessica Kumala Wongso. 

Ya, Jessica divonis 20 tahun penjara karena diduga kuat menuang racun sianida di kopi sang teman Mirna Salihin. 

Padahal, dari hasil pemeriksaan, tak ditemukan bukti langsung bahwa Jessica yang menuangkan sianida di gelas Mirna. 

Namun banyak yang mengira jika Jessica pelakunya mengingat ia adalah sosok yang paling lama duduk di depan es kopi tersebut. 

dr Djaja dalam YouTube Dr Richard Lee mengatakan bahwa ia yakin dengan sangat bahwa penyebab Mirna meninggal dunia bukan karena sianida. 

Hal ini dikarenakan ia tak dapat mencium sedikitpun bau sianida dalam jasad Mirna. 

"Saya ini kan dosen sianida selama 30 tahun, kalau ada mahasiswa lagi otopsi terus saya masuk, saya tahu 'Wah pasti sianida itu'."

"(atas dasar) cium, baunya itu. Saya yang neliti (sianida)."

"Bukan yakin, tapi sangat yakin karena saya itu bisa nyium sianida,"  tutur dr Djaja, dikutip dari YouTube Dr Richard Lee, Senin (9/10/2023). 

dr Djaja juga mengatakan bahwa dalam dunia forensik, mayat yang meninggal tak wajar tidak dapat disahkan penyebab kematiannya jika tidak diotopsi. 

Apalagi saat itu tak ada bukti jelas Jessica menuang racun. 

Baca Juga: Bongkar Kejanggalan Kasus Kopi Sianida, Hotman Paris Singgung Soal Celana yang Dibuang Jessica Kumala Wongso, Ada Apa?

"Dan satu lagi dogma di forensik, kalau ada orang mati tidak wajar, kalau tidak diotopsi tidak ada sebab mati."

"Kalau semuanya mungkin berarti tidak ada tersangka, makanya pak Otto yakin brarti ini gak (salah) karena tanda-tanda di luar gak ada, di dalam juga gak ada," ujar dr Djaja. 

Tak Ditemukan Sianida dalam Darah, Urine, dan Hati

Untuk mendukung jawabannya, dr Djaja juga menyampaikan bukti pemeriksaan hati, darah, hingga urine Mirna. 

Tak ditemukan sedikitpun kandungan sianida di dalamnya kecuali lambung yang besarannya hanya 0,2mg.

"Waktu itu dibuka perutnya doang, diambil isi lambungnya, ambil jaringan hatinya, ambil darah, ambil urine. Yang pertama dikirim ke Puslabfor, hasilnya sianida negatif. Tadi yang diambil darah, hati, isi lambung, urine, semuanya negatif sianida, kecuali di lambung. Di lambung ketemu sianida 0,2 mg/liter."

"0,2 itu kecil banget dan logikanya kalau dia ada sianida, besar kemudian jadi kecil itu masuk akal. Tapi kalau tidak ada kemudian jadi ada, itu kan tanda tanya, dari mana? Bisa juga karena pembusukan, pembusukan bisa menghasilkan sianida walaupun kecil."

"Sianida itu bisa bikin orang mati kalau dia udah masuk ke darah. Nah dari lambung, pembuluh darah masuknya ke hati kan, nah di hati itu tubuh kita punya mekanisme detoksifikasi. Dirubahlah CN- ditambah S dari Tiosianat di badan kita menjadi CNS, CNS itu Tiosianat Maka salah satu tanda bahwa dia udah kemasukan sianida adalah ada Tiosianat di dalam hati, darah, urine, kalau diperiksa di liur ada. Dan itu (kasus Mirna) tidak ada," jelas dr Djaja. 

 (*)