Find Us On Social Media :

Kronologi Pembunuhan Bocah 13 Tahun oleh Ibu Sendiri, Ini Rintihan Pilu Korban Sebelum Dibuang ke Saluran Irigasi!

By Annisa Marifah, Kamis, 12 Oktober 2023 | 17:09 WIB

Kronologi Pembunuhan Bocah 13 Tahun Oleh Ibu Sendiri, Ini Rintihan Pilu Korban Sebelum Dibuang ke Saluran Irigasi!

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah

Grid.ID - Kisah pilu pembunuhan bocah berusia 13 tahun bernama Rauf jadi sorotan publik.

Dilansir Grid.ID dari TribunTrends.com pada Kamis (12/10/2023), pembunuhan ini terjadi saat Rauf pulang ke rumah N, sang ibu.

Pada Selasa (3/10/2023), Rauf pulang ke rumah dan masuk lewat genteng karena takut dimarahi oleh kakeknya W dan pamannya S.

Aksi Rauf yang masuk lewat genteng pun membuat sang kakek menegur cucunya itu hingga keduanya terlibat adu mulut.

Rauf pun disebut memukul sang kakek yang membuat W geram dan membalas dengan gergaji yang menyasar kepala korban.

Saat Rauf hendak melarikan diri, sang ibu datang dan segera menghadang korban.

Korban segera dibanting ke kasur dan ditindih oleh N.

N kemudian menelepon adiknya S untuk membantu menahan Rauf.

Baca Juga: Mengerikan! Solois IU Mendapat Ancaman Pembunuhan, EDAM Entertainment Ambil Tindakan Tegas

S sang paman datang dan segera mengikat Rauf yang dalam kondisi lemas di dapur.

N dan S kemudian meminjam motor tetangga untuk membawa Rauf ke rumah sang ayah kandung.

"Pelaku ini berpikir hendak mengantar korban ke rumah bapaknya yang berada di wilayah Bongas Indramayu," Waka Polres Indramayu, Kompol Kompol Hamzah Badaru

"Ibu dan ayah korban diketahui sudah berpisah," sambungnya.

Namun di tengah perjalanan, N malah membuang Rauf di saluran irigasi.

Jenazah Rauf pun ditemukan di warga di di Blok Sukatani, Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.

Melansir Kompas.com, Rauf ditemukan dengan kondisi berlumuran darah dan tangan terikat ke belakang.

Baca Juga: Poliandri di Gowa Berunjung Hilang Nyawa, Suami Pertama Bunuh Suami Kedua hingga Tetangga Ikut Jadi Korban

N sang ibu mengungkap kalimat terakhir Rauf sebelum ia buang ke saluran irigasi.

"Ma sakit Ma, Ma saya ngantuk Ma, capek Ma," kata Rauf yang tak dipedulikan oleh N.

Semasa hidup Rauf harus mengalami nasib pilu dan tinggal di jalanan setelah orang tuanya bercerai.

Ia kerap tinggal di pos ronda dan tempat umum lainnya hingga putus sekolah.

Rauf kerap kerja serabutan, meminta-minta, hingga mencuri untuk makan.

Walau begitu, warga tak menaruh dendam mengingat kehidupan pahit Rauf.

(*)