Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – R. Wibowo Wirjodiprodjo, ayah dari Ari Wibowo dan Ira Wibowo meninggal dunia di usia 94 tahun.
Almarhum menghembuskan napas terakhir di kediaman Ira Wibowo di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (14/10/2023) pukul 18.30 WIB.
Upacara pemakamannya pun telah selesai digelar di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (15/10/2023) siang.
Kepada awak media, Ari Wibowo dan Ira Wibowo mengungkapkan kronologi ayahanda meninggal dunia.
Ira menyebutkan bahwa meski usianya 94 tahun, sang ayah tidak menderita penyakit apapun.
“Kebetulan Papa kan tinggalnya di rumah aku, terus pokoknya Papa tuh nggak sakit. Nggak ada sakit keras, atau merasakan sakit pun nggak. Jadi memang karena usia aja, kan sudah 94 tahun, itu ya.. semakin hari semakin melemah,” kata Ira Wibowo.
Sebelum meninggal dunia, Ira Wibowo juga menyebutkan bahwa ayahnya masih sempat mengatakan kalimat sayang sebelum Ira pergi meninggalkan rumah.
Aktris 55 tahun ini juga sempat menawarkan makanan untuk dibawa pulang, tapi sang ayah hanya menunduk lesu.
“Pas kemarin itu, pagi saat aku mau pamit, Papa masih mesra banget bilang pakai bahasa Jerman ‘I love you so much’. Papa (bilang) ‘Sun sun sun’, sun, peluk,” cerita Ira.
“Terus pas aku pamit, Papa tuh paling senang makan spaghetti carbonara. Aku tanya ‘Papa nanti mau dibawain apa? Mau dibawain spaghetti carbonara nggak?’. Biasanya dia tuh pasti (ngasih jempol) semangat. Ini dia nunduk, geleng-geleng. ‘Mau duren?’ Nunduk geleng-geleng,” lanjutnya.
Melihat gelagat yang tidak biasa dari sang ayah pun membuat Ira agak khawatir.
Baca Juga: Innalillahi, Ayah Ari Wibowo dan Ira Wibowo Meninggal Dunia di Usia 94 Tahun
Ia lalu berinisiatif untuk menghubungi anggota keluarga yang lain, termasuk Ari Wibowo, untuk mengunjungi ayahnya.
“Jadi aku udah ngerasa ini beda dari biasanya. Makanya aku langsung hubungi Ari, aku juga hubungi Ibu, kayaknya mendingan kalau bisa datang segera ke Bangka, Papa kayak kurang semangat. Waktu itu nggak harus berarti Papa mau pergi, tapi paling nggak kalau ada istrinya, ada anaknya, dia mungkin bisa lebih semangat,” ucap Ira.
Sedangkan ketika Ari Wibowo berkunjung, ayahnya sempat tersenyum sebelum akhirnya terkulai lemas kembali.
Saat itu Ari hanya mengira bahwa ayahnya hanya merasa lemas dan ingin beristirahat.
“Kita datang ke rumah Bangka, rumah ira, Papa itu masih yang angkat jempol, masih senyum, tapi begitu udah selesai senyum, nggak lama langsung kayak lemas lagi, lemas tidur, terus (pegang) tangannya ‘Papa’ nggak ada reaksi, tapi masih napas ya, jadi (mengira) ‘Oh lagi mau istirahat’,” ungkap Ari Wibowo.
Malam harinya, ketika Air dan Ira mendapat kabar soal kondisi ayahnya, tubuh sang ayah sudah sudah tidak bereaksi.
Meski tubuhnya masih terasa hangat, dada sang ayah juga sudah tidak bergerak seolah jantungnya sudah berhenti.
“Udah nggak jelas itu, udah kayaknya masih hangat gitu badannya, tapi udah nggak bereaksi. Dan ininya (dada) udah nggak gerak gitu. Itu udah berusaha panggil dokter,” jelas Ira.
Ari melanjutkan bahwa ayahnya meninggal dunia dengan sangat tenang dalam tidurnya dan tanpa ada rasa sakit.
Ayahnya juga sudah sempat bertemu dengan anggota keluarganya dan mengucapkan selamat tinggal secara tidak langsung.
“Tapi ya perginya dengan sangat tenang, dalam tidurnya tidak ada rasa sakit, dikelilingi orang-orang yang dia cintai,” tutur Ari.
“Untungnya siang udah sempat ketemu, sama Ira juga sudah sun-sunan, peluk-pelukan, jadi kayaknya memang ditanda bahwa this is goodbye,” pungkasnya.
(*)