Ummu Muhammad mengaku telah menyaksikan banyak perang antara Hamas dan militer Israel selama bertahun-tahun, tapi menurutnya ini adalah yang terberat.
"14 orang menjadi syahid, tidak ada yang tersisa kecuali Fulla," katanya.
"Dia (Fulla) tidak berbicara, tidak melakukan apa pun, hanya berbaring di tempat tidurnya dan mereka memberikan obat."
Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 2.450 orang telah tewas sejak Sabtu (7/10/2023) lalu, dan seperempat di antaranya adalah anak-anak.
Sekitar 10.000 orang lainnya terluka ketika Israel terus menargetkan wilayah sipil dalam upayanya untuk memusnahkan pejuang Hamas.
Petugas penyelamat telah bekerja sepanjang waktu untuk mencari korban yang selamat akibat serangan udara.
Di Rumah Sakit Kamal Edwan, di mana beberapa anak dipasangi ventilator, Dr Hussam Abu Safiya, menekankan bahwa dia tidak akan mengungsi meskipun ada peringatan dari Israel.
“Jika Anda ingin membunuh kami, bunuh kami selagi kami terus bekerja di sini, kami tidak akan pergi,” katanya.
“Kami memerlukan waktu berhari-hari dan berminggu-minggu untuk mengamankan tempat lain."
"Situasinya sungguh berbahaya."
"Memindahkan anak-anak ini dari tempat ini berarti menjatuhkan hukuman mati kepada mereka."
“Mereka akan mati dan peralatan ini hanya beroperasi dengan listrik dan oksigen.”
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul, Bocah 4 Tahun Terbangun di Rumah Sakit setelah Serangan Israel: Ayah, Ibu dan Semua Saudaranya Tewas