Find Us On Social Media :

14 Anggota Keluarganya Tewas, Bocah Palestina Ini Satu-satunya yang Selamat dari Serangan Brutal Israel di Gaza: Mereka Akan Mati

By Grid., Rabu, 18 Oktober 2023 | 21:05 WIB

Gadis berusia 10 tahun di Gaza, Palestina menangis melihat reruntuhan gedung akibat rudal Israel.

Grid.ID - Serangan Israel ke Palestina kembali menjadi sorotan.

Pasalnya, serangan rudal dan bom dari Israel kembali memakan korban juga.

Salah satunya yakni bocah perempuan 4 tahun yang harus kehilangan anggota keluarganya.

Mulai dari ayah, ibu, dan saudaranya.

Bocah tersebut diketahui bernama Fulla Al-Laham yang terbangun sendirian di rumah sakit Khan Younis, Sabtu (14/10/2023).

Ia dibawa oleh tim penyelamat dari tumpukan reruntuhan yang dulunya adalah rumahnya.

Ke-14 anggota keluarganya, termasuk ibu, ayah dan saudara kandungnya, semuanya tewas.

Rumah mereka yang terletak di Gaza selatan ikut menjadi target serangan udara Israel.

Hanya sang nenek, Um Muhammed Al-Laham, yang berada di sisinya.

Melihat mata cucunya terbuka, Um Muhammed Al-Laham merasa lega sedikit, meski ia sendiri kehilangan putra dan keluarganya yang lain.

Ia berkata, "Tiba-tiba tanpa peringatan, mereka mengebom rumah. Tidak ada satupun yang selamat kecuali cucu saya."

Baca Juga: Zaskia Adya Mecca Perlihatkan Palestina yang Dibombardir Israel, Istri Hanung Bramantyo Ingatkan Sesama Muslim Lakukan Hal Ini

Ummu Muhammad mengaku telah menyaksikan banyak perang antara Hamas dan militer Israel selama bertahun-tahun, tapi menurutnya ini adalah yang terberat.

"14 orang menjadi syahid, tidak ada yang tersisa kecuali Fulla," katanya.

"Dia (Fulla) tidak berbicara, tidak melakukan apa pun, hanya berbaring di tempat tidurnya dan mereka memberikan obat."

Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 2.450 orang telah tewas sejak Sabtu (7/10/2023) lalu, dan seperempat di antaranya adalah anak-anak.

Sekitar 10.000 orang lainnya terluka ketika Israel terus menargetkan wilayah sipil dalam upayanya untuk memusnahkan pejuang Hamas.

Petugas penyelamat telah bekerja sepanjang waktu untuk mencari korban yang selamat akibat serangan udara.

Di Rumah Sakit Kamal Edwan, di mana beberapa anak dipasangi ventilator, Dr Hussam Abu Safiya, menekankan bahwa dia tidak akan mengungsi meskipun ada peringatan dari Israel.

“Jika Anda ingin membunuh kami, bunuh kami selagi kami terus bekerja di sini, kami tidak akan pergi,” katanya.

“Kami memerlukan waktu berhari-hari dan berminggu-minggu untuk mengamankan tempat lain."

"Situasinya sungguh berbahaya."

Baca Juga: 2014 ke Palestina, Fedi Nuril Ungkap Kisah Dihadang Tentara Israel Saat Mau Salat Dzuhur di Masjid Al Aqsa: Gue Gak Takut

"Memindahkan anak-anak ini dari tempat ini berarti menjatuhkan hukuman mati kepada mereka."

“Mereka akan mati dan peralatan ini hanya beroperasi dengan listrik dan oksigen.”

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul, Bocah 4 Tahun Terbangun di Rumah Sakit setelah Serangan Israel: Ayah, Ibu dan Semua Saudaranya Tewas