Bersamaan dengan itu, Sandi hengkang dari Gerindra. Langkah ini merupakan permintaan langsung Prabowo.
Manuver tersebut dilakukan agar Sandi bisa diterima oleh dua parpol pengusungnya pada Pilpres 2019, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Jika Sandi tetap bersama Gerindra, capres-cawapres koalisi tersebut akan sama-sama berasal dari partai berlambang garuda itu.
Bersama Prabowo, Sandi pun berlaga di panggung Pilpres 2019. Namun, saat itu, dirinya dan Prabowo gagal lantaran kalah suara dari petahana Joko Widodo yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.
Gagal jadi RI-2, nama Sandi tak banyak terdengar usai Pilpres 2019. Namun, Oktober 2019, dia kembali bergabung dengan Gerindra.
Akhir 2020, Sandi menyusul Prabowo, bergabung ke pemerintahan Jokowi. Tepat 22 Desember 2020, ia diumumkan oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Kabinet Indonesia Maju, menggantikan Wishnutama.
Tinggalkan Gerindra
Delapan tahun berkiprah bersama Gerindra, pada April 2023, Sandiaga memutuskan hengkang dari partai yang telah membesarkan namanya. Padahal, Sandi menduduki jabatan strategis di tubuh partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut, sebagai wakil ketua dewan pembina.
Dua bulan kemudian, tepatnya 14 Juni 2023, Sandi bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Jabatannya di partai Kabah pun tak kalah moncer.
Sandi langsung ditugaskan menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dengan tugas pokok pemenangan PPP dalam pemilu legislatif, pemilu presiden dan wakil presiden, serta pemilihan kepala daerah 2024.
Tak hanya itu, oleh PPP, Sandi diusulkan sebagai bakal cawapres pendamping bakal capres PDI-P, Ganjar Pranowo. Keputusan itu diambil melalui Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI PPP yang digelar Sabtu (17/6/2023).