Rina menceritakan bahwa putranya menerima perundungan dengan berbagai macam tindakan, baik secara verbal atau kontak fisik dari Kaka kelasnya.
"Anak saya dirundung kayak dihina, dimarah-marahi, ditendang, dan dijegal. Terakhir ya matanya sampai biru," ucap Rina Amalia.
Rina dan Boy mengakui sangat kesal buah hatinya menerima perundungan.
Namun, mereka tak mau terbakar amarah dan mencoba berdiskusi dengan sekolah.
"Kalau ditanya terima apa engga, jelas kami tidak terima. Tapi kan di sekolah ada perwakilan orang tua, yaitu guru dan kepala sekolah. Jadi kami serahkan dulu kepada mereka," jelas Boy Hamzah.
Rina bersyukur kalau sekolah putranya langsung cepat tanggap menangani kasus perundungan yang dialami oleh putranya. Sehingga tak membuat mereka harus memarahi guru-guru.
"Jadi gurunya langsung merangkul dan mengatasi masalahnya. Memang kejadiannya berulang, kami sadar namanya anak kecil kan. Tapi pihak sekolah langsung memberikan solusi kepada kami," terang Rina Amalia.
"Tapi memang kami tidak marah ke sekolah. Kami mencari tahu dulu akar masalahnya apa ke anak kami. Ya kalau anak saya salah kami berusaha mendidik, kalau benar kami juga menasehatinya," tambahnya.
Atas kinerja sekolah, Rina Amalia dan Boy Hamzah mengakui putranya tak lagi mengalami perundungan di sekolahnya lagi. Mereka sangat senang mendengar kabar itu.
"Ya sekarang anak kami dengan yang merundungnya jadi bestie atau bersahabat," ujar Rina Amalia.