Grid.id - Sadis, Danu, salah satu tersangka pembunuhan Subang mengutarakan kesaksiannya.
Danu mengungkapkan detik-detik Tuti dan Amalia, putrinya dianiaya hingga tewas.
Pengakuan dan kesaksian Danu tersebut ternyata cocok dengan analisa dokter forensik.
Selama dua tahun misteri perampasan nyawa ibu dan anak di Subang tersebut terkatung-katung.
Namun, kini perlahan misteri kasus Subang itu terungkap setelah Danu akhirnya menyerahkan diri.
Pemuda 23 tahun itu menyerahkan diri ke Polda Jabar dan mengaku terlibat dalam pembunuhan Tuti dan Amalia.
Namun Danu mengaku perannya di TKP bukan eksekutor.
Bahkan Danu mengungkap kronologi dirinya terlibat di malam pembunuhan Tuti dan Amalia tersebut.
Danu mengaku berada di TKP karena disuruh oleh Yosef.
Ia datang ke TKP sekira tengah malam 17 menuju 18 Agustus 2023.
Diungkap kuasa hukum Danu, Achmad Taufan, kliennya itu diperintahkan Yosef membawa golok di malam kejadian.
Namun, setelah diperintahkan Yosef, Danu tak masuk ke rumah untuk merokok di luar rumah.
Hingga akhirnya Danu mendengar suara teriakan berasal dari Amel alias Amalia Mustika Ratu.
Danu pun akhirnya menghampiri sumber teriakan Amel yang ternyata berasal dari kamar.
“Dia (Danu) dengar teriakan Amel. Langsung masuk dia (Danu) ke kamar Amel, itu sebelum subuh. Itu Mimin belum datang," ungkap kuasa hukum Danu, Achmad Taufan, dikutip dari Tribun Bogor, Minggu (22/10/2023).
Pada momen mencekam tersebut, Danu mengaku sempat melihat kondisi Amalia dianiaya oleh anak-anak Mimin.
Kepada kuasa hukumnya, Danu juga mengaku menyaksikan tubuh Tuti Suhartini tergeletak lemas.
Danu juga sempat melihat kondisi Amel yang memprihatinkan tak sadarkan diri.
Kepada Taufan, menurut Danu, Amalia Mustika Ratu dianiaya dengan cara dibenturkan kepalanya ke dinding.
"Danu masuk ke dalam (kamar), melihat Amel lagi koma sakaratul maut gitu, dia hanya lihat Abi jedukin kepalanya (Amel) ke tembok. Danu lihat bu Tuti tergeletak," ungkap Taufan.
Di sisi lain, analisa dr Hastry sempat menggambarkan kematian kedua korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu kembali dikulik.
Hal ini diungkap oleh Youtuber Anjas Asmara.
Ia menyebut kesaksian Danu tersebut tampak memliki kecocokan dengan hasil analisa dokter forensik, dr Hastry.
Diketahui sosok dokter forensik bernama dr Sumy Hastry Purwanti sempat terlibat dalam mengautopsi jenazah kedua korban kasus Subang.
Bahkan dr Hastry melakukan autopsi jenazah Tuti dan Amalia pada 2 Oktober 2021, atau 40 hari setelah pembunuhan terjadi.
Hal itu lantaran dr Hastry baru terlibat dalam autopsi kedua kali guna menyempurnakan pemeriksaan forensik di autopsi pertama yang dinilai belum sempurna.
Dari pemeriksaan tersebut, dr Hastry mengungkap hasil forensik perkiraan waktu kematian kedua korban kasus Subang.
Kala itu, dr Hastry mengungkap pekiraan kematian Tuti Suhartini lebih dulu daripada Amalia Mustika Ratu.
"Pertama saya jelaskan waktu kematian ibu Tuti dulu (yang meninggal) dan baru Amel, dari kaku mayatnya, dari pembusukannya.”
“Walaupun saya waktu itu melihat lebam mayatnya dari foto, dari kaku mayat terbentuk," pungkas dr Hastry dikutip pada Minggu (22/10/2023).
Kemudian dr Hastry menyambungkan dengan cerita Danu yang melihat kondisi Amalia sakaratul maut.
Jika kesaksian Danu demikian, dr Hastry memperkirakan kondisi Tuti dan Amalia masih dalam kondisi hidup.
“Kalau menurut Danu seperti itu (melihat Amel sakaratul maut di samping jenazah Tuti) bisa jadi berdua itu masih dalam (kondisi) hidup," tambahnya.
Kemudian dr Hastry menjelaskan kondisi jenazah Tuti Suhartini saat ditemukan penyidik tim inafis kepolisian.
Dokter forensik itu menyinggung pernah melihat kondisi TKP melalui foto.
Lalu ia mengurai analisa kecocokan kesaksian Danu yang mengaku sempat disuruh menyiram air ke ruangan tengah di rumah TKP.
dr Hastry mengungkap keadaan sofa ruang tengah pun terdapat air yang diduga bekas disiram.
"Soalnya kita temukan keadaan korban ibu Tuti ada di sofa ruang tengah, jenazahnya ditemukan di situ. Di situ banyak darah di bawah, seperti sisa-sisa. Itu mungkin waktu itu berusaha disiram air (oleh pelaku), di situ berantakan banyak genangan air kayak disiram," ujar dr Hastry.
Lalu, dr Hastry mengungkap kondisi luka kedua korban Tuti dan Amalia.
dr Hastry memperkirakan Tuti Suhartini meninggal dunia dalam kondisi tak sadar karena penganiayaan.
Menurutnya Tuti kemungkinan mengalami penganiayaan tanpa perlawanan.
Hal itu menurut dr Hasrty dilihat dari jenis luka di wajah dan kepala Tuti.
"Kalau ditanya sama enggak luka yang didapat dan senjata yang ditemukan ya sama, memang tajam dan tumpul, golok kan ada tajam tumpul," ujar dr Hastry.
dr Hastry juga mengurai kesaksian Danu yang menyebut Tuti juga sempat dihantamkan ke meja.
"Mungkin juga, saya enggak melihat yang pertama, saya lihat dari foto, secara keyakinan saja.”
“Saya enggak fokus di situ, saya lihat jam kematian yang pasti. Kalau kesaksian seperti itu, saya lihat trauma tumpul di dagu (Tuti) kayak terbentur benda keras," ujar dr Hastry.
Kemudian dr Hastry mengungkap kondisi jenazah Amalia.
Berbeda dengan Tutui, dr Hastry menduga Amalia meninggal dunia karena penganiayaan berat.
Hal itu karena dr Hastry melihat bekas luka pada tubuh dan wajah Amalia yang memar terutama di bagian mata.
"(Di wajah Amel) ada memar di mata, kayak dipukul. Mungkin (Amel) terbangun, teriak, makanya Danu dengar teriakan Amel. Lalu karena melihat siapa yang mukul jadi gitu (Amel dibunuh)," ujar dr Hastry.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kesaksian Danu di Malam Pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Cocok dengan Analisa Dokter Forensik?
(*)