“Sebagai pemain kan kita menggunakan emosi memasukkan karakter baru, yang bukan kita itu kan kadang kadang sensitif juga, kadang capek kalau harus jadi orang lain,” bebernya.
Meski demikian, Prisia mengaku sama-sama menyukai profesinya baik sebagai pemain film maupun sebagai sutradara.
Menurutnya, kedua profesi itu sama-sama memiliki beban dan kesenangannya masing-masing.
“Sebenarnya sama sih, dua-duanya itu punya bebannya masing-masing, punya kesenangannya masing-masing, punya kesedihannya masing-masing gitu. Jadi sama, balance,” pungkasnya.
(*)