Find Us On Social Media :

Kakak Tuti Kesurupan di TKP Pembunuhan Subang, Jejeritan Panggil Nama Yosef hingga Ungkap Firasat Adanya Tersangka Lain

By Grid., Kamis, 26 Oktober 2023 | 17:05 WIB

Kakak Tuti Kesurupan di TKP Pembunuhan Subang pada Selasa (24/10/2023)

Grid.ID - Kasus pembunuhan Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu kini kembali diselidiki usai salah satu tersangka menyerahkan diri.

Penyidik Polda Jabar pun telah menggelar olah TKP pembunuhan Subang pada Selasa (24/10/2023).

Dalam olah TKP tersebut, keluarga Tuti dan Amalia ikut hadir menyaksikan.

Namun, tak disangka kakak Tuti yang bernama Yeti mengalami kejadian di luar nalar.

Ya, Yeti mendadak kesurupan hingga disorot banyak orang yang hadir dalam olah TKP.

Terkait insiden kesurupan tersebut, Yeti pun mengurai cerita.

Dalam tayangan Youtube Heri Susanto, Yeti mengakui dirinya memang merasakan hal aneh saat memasuki TKP pembunuhan Tuti dan Amalia.

Tiba di depan rumah mendiang adiknya, Yeti pun histeris.

Ternyata momen kerasukan pasca-pembunuhan Tuti dan Amalia bukan baru satu kali dirasakan Yeti.

Diakui Yeti, ia sering kesurupan setelah adiknya tiada.

Baca Juga: Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, 5 Tersangka Kasus Pembunuhan Subang Terancam Hukuman Mati

"Saya mah suka (kerasukan) gitu emang, udah tujuh kali."

"Di depan Polsek tiga kali, di rumah, di rumah Ida. Waktu di makam dua kali, ada pengajian di Cisalak," ungkap Yeti dikutip Grid.ID dari TribunnewsBogor.com, Kamis (26/10/2023).

Terkait momen saat kerasukan, Yeti mengakui dirinya saat itu merasa sadar.

Tapi entah kenapa Yeti seperti hilang kendali dan meneriaki nama Yosef.

"Itu sadar enggak?" tanya Heri Susanto.

"Sadar, tapi kayak magnet gitu jejeritan. Makanya saya ngumpet, banyak yang ngeliput. Dibawa aja ke dalam," pungkas Yeti.

Rupanya teriakan Yeti bermakna kelegaan dalam hatinya.

Dua tahun menanti kejelasan siapa pembunuh Tuti dan Amalia, Yeti kini lega karena penyidik telah menangkap pelaku.

"Ya udah terungkap, itulah emang dari lubuk hati terdalam (merasa pelakunya Yosef). Itu marah tapi tak terkendali," akui Yeti.

Merasa pedih kehilangan adik dan keponakan tercinta, Yeti pun menahan tangis kala mengenang kepergian Tuti dan Amalia dua tahun lalu.

Baca Juga: Kerahkan Kekuatan Indigo, Mbak Rara Ungkap Alasan Mau Ikut Cari Golok Kasus Pembunuhan Subang, Ternyata Diminta Sosok Ini

Seperti diketahui, pembunuhan ibu dan anak itu terjadi pada 18 Agustus 2021 lalu.

Dua tahun lebih diselidiki polisi, penyidik akhirnya resmi menetapkan lima tersangka.

Mereka adalah Danu keponakan sekaligus sepupu korban, Yosef suami sekaligus ayah korban, Mimin istri muda Yosef, serta Arighi dan Abi anak Mimin.

Meski penyidik telah menetapkan lima tersangka, menurut Yeti masih ada pelaku lainnya yang masih bebas.

Bahkan Yeti memprediksi jumlah pelaku sebenarnya adalah tujuh orang.

"Sukanya (pelaku) ketangkep, dukanya karena ponakan dibawa-bawa dihasut pelakunya," pungkas Yeti.

"Masih ada enggak pelakunya?" tanya Heri Susanto.

"Kayaknya ada, enggak cukup lima. Kata saya tuh mungkin tujuh orang. Harus (dibongkar) sama pak polisi," imbuh Yeti.

Geram dengan terkuaknya kasus Subang, Yeti berharap pelaku dihukum berat.

Namun tak langsung dihukum mati, Yeti ingin agar para tersangka dipermalukan lebih dulu.

Baca Juga: Alhamdulillah, Sarung Golok Ditemukan Saat Olah TKP Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Diharapkan Jadi Petunjuk Baru

"Penginnya (para pelaku) hukuman diarak-arak dulu, terus dihukum picis, hukuman mati harus. Kalau enggak dihukum mati saya penasaran. Karena ponakan saya yang disayangi kok tiba-tiba dibunuh, jadi kasihan, nyesal," imbuh Yeti.

Bantuan Mbak Rara

Perihal momen Yeti kerasukan, pihak kepolisian segera memberikan bantuan.

Penyidik langsung memanggil Mbak Rara untuk masuk ke TKP.

Ternyata tujuan Mbak Rara sang pawang hujan datang ke TKP kasus Subang adalah untuk membantu Yeti yang kesurupan.

Hal tersebut diungkap sendiri oleh Mbak Rara saat live di media sosialnya.

"Saat itu wa Lilis dan Yeti histeris, dan saya diminta untuk membantu agar kedua Kakak Almarhumah Tuti Suhartini tersebut, tak histeris, karena bisa mengganggu jalannya olah TKP ulang," ungkap Mbak Rara.

Tak cuma itu, Mbak Rara juga diminta bantuan oleh polisi untuk menurunkan hujan.

Sebab kala olah TKP ulang di rumah korban cuacanya terik dengan hawa gerah.

"Saat saya di TKP saya diminta masuk ke TKP oleh Polisi. Polisi hanya meminta saya untuk menurunkan hujan di TKP. Karena saat itu kondisi di TKP sangat panas dan gerah, sementara proses olah TKP masih berlangsung," kata Mbak Rara.

Baca Juga: Alhamdulillah, Sarung Golok Ditemukan Saat Olah TKP Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Diharapkan Jadi Petunjuk Baru

Klarifikasi yang diurai Mbak Rara seolah ingin meluruskan isu bahwa pihak kepolisian memakai jasa paranormal untuk mengungkap kasus Subang.

Padahal diakui Mbak Rara, ia tidak dimintai bantuan guna mengungkap kasus tersebut.

"Saya tegaskan, Pihak penyidik dari Polda Jabar tetap profesional dalam mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak di subang ini hingga akhirnya terungkap dan telah menetapkan 5 tersangka," pungkas Mbak Rara.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kerasukan di TKP Panggil Nama Yosef, Yeti Kakak Tuti Ungkap Firasat soal Jumlah Pelaku Kasus Subang

(*)