"Kebiasaan bermain game ini membuat saya tidak mengerti segala materi yang diajarkan di sekolah dan membuat saya gagal masuk universitas," tulis Ali dalam blog tersebut.
Akhirnya, Ali memutuskan untuk tidak kuliah dan mencoba kesempatan masuk UI pada tahun depan.
Selama masa gap year itu, Ali mengaku belajar dari awal termasuk akar pelajaran kelas 10 SMA.
Ia mencicil sedikit demi sedikit pelajaran dan menahan untuk tidak bermain game lagi.
"Yang saya lakukan hanyalah tidur, belajar, solat, dan makan, dan minum."
"Ketika diajak untuk ngumpul bareng teman dan pergi bersama keluarga pun saya rela tidak ikut demi menyicil pelajaran," tulisnya lagi.
Alhasil, ketika Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Masuk UI (SIMAK UI) digelar, ia berhasil mengerjakan soal-soal dalam ujian tersebut.
Saat pengumuman SBMPTN, betapa sedihnya Ali yang mengetahui tidak lolos untuk kedua kali.
Keesokan harinya, Ali berniat ke toko buku dan membeli buku untuk mempersiapkan diri kembali pada SBMPTN tahun depan.
Namun, orang tuanya menyuruh Ali bersabar menanti pengumuman SIMAK UI,
Tak disangka, Ali lulus melalui jalur ini. Saking gembiranya diterima di FK UI, Ali sampai membanting iPad-nya.