Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Sederet aktor berbakat terpilih untuk membintangi film ’13 Bom di Jakarta’, termasuk Ganindra Bimo dan Putri Ayudya.
Demi perannya dalam film ini, Ganindra Bimo dan Putri Ayudya ternyata sampai harus mengikuti pelatihan militer.
Pelatihan tersebut berlangsung selama 3 hari di Markas Yonpomad, tepatnya di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Menurut Bimo dan Putri, kesempatan tersebut merupakan pengalaman pertama mereka yang tidak terlupakan.
Pasalnya, dalam program tersebut, keduanya berkesempatan untuk memegang senjata asli masing-masing.
“Yang paling berkesan buat kami bootcamp-nya sih, karena kami dikasih privilege untuk pegang senjata sungguhan, amunisi sungguhan,” kata Ganindra Bimo di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023).
Bahkan, keduanya diwajibkan untuk terus menjaga senjata mereka masing-masing selama 3 hari mengikuti pelatihan.
Apabila lengah sedikit, senjata tersebut akan digantikan dengan gedebog pisang dan mereka akan dihukum.
“Jadi tidur tuh harus dibawa, ke mana-mana harus dibawa, dan itu pengalaman pertama dan yang berkesan banget di kepala saya, yaitu ketika benar-benar harus sama senjata itu 24 jam dalam sehari selama tiga hari. Kalau nggak dijagain nanti digantiin gedebog pisang dan ada hukumannya,” jelas Bimo.
Selama masa pelatihan, Bimo dan Putri juga dituntut untuk selalu waspada di setiap kesempatan.
Hal-hal itulah yang kemudian membuat mentalitas dan kedisplinan mereka semakin terasah.
“Kita di-push terus, alert and then kita lagi makan, lagi tidur, kita tidurnya kayak di bangsal kayak lapangan boleh, di situ kita lagi makan ditembakin, dikasih ledakan-ledakan."
"Itu yang membuat mentalitas, bukan hanya secara mentalitas, tapi secara disiplin kita terbangun dari 3 hari yang bersejarah dalam hidup kita,” papar Bimo.
Di samping itu, pelatihan ini juga sekaligus memunculkan semangat kesatuan antara sesama pemain, termasuk pemain pengganti (stuntman).
Selama menjalani pelatihan juga mereka saling menjaga satu sama lain sehingga lama kelamaan muncul semangat dan memori kesatuan.
“Jadi keliatan semangat kesatuannya itu bisa di-build dengan hidup bareng selama tiga hari," ungkap Putri Ayudya.
"Dan temen-temen luar biasa menurutku semangatnya, kita ketularan juga dan sama-sama menjaga sih, itu yang paling penting."
"Kita dibentuk untuk punya memori tentang kesatuan,” pungkas Putri Ayudya.
(*)