Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang menjadi sorotan netizen.
Sosok Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu tewas dengan kondisi yang mengenaskan du tahun lalu.
Kini dua tahun pasca kasus ini berjalan sosok Muhammad Ramdanu menyerahkan diri.
Lima orang pun telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Mereka adalah Yosef Hidayah, Muhammad Ramdanu, Mimin, Abi, dan Arghi.
Kini tersiar kabar bahwa akan tambahan tersangka baru dalam kasus ini.
Dilansir Grid.ID dari TribunJabar.id pada Senin (30/10/2023), hal ini karena penyelidikan mengenai aliran dana di Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Yayasan ini diduga menjadi alasan mengapa Yosef Hidayah tega menghabisi nyawa istri dan juga anaknya sendiri itu.
Baca Juga: Yoris Anak Sulung Yosef Tuding Motif Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Karena Yayasan: Sakit Hati...
Sebelum tewas, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu memang memimpin yayasan tersebut.
Tuti menjadi bendahara, Amalia menjadi sekertaris, dan Yoris menjadi ketua yayasan tersebut.
Sosok Yoris Raja Amrullah yang merupakan anak sulung dari Yosef dan Tuti sebelumnya dijadikan saksi dalam kasus ini.
Setiap tahunnya, Tuti, Amel, dan Yoris menguasai dana Rp 1,3 M dari yayasan tersebut.
Mantan bendahara yayasan, Dedi menguak soal aliran dana dan kondisi terkini yayasan tersebut.
"Saya juga gemeter lihat uang itu," kata Dedi dilansir dari Youtube Heri Susanto.
"Waktu dulu lagi PPKM, jadi dimanfaatkan, siswanya jadi banyak SMK jadi hampir 500 lebih," sambungnya.
"Itu sekolah kan sekarang pada rusak, meja kursi gak ada, sedikit lah," lanjutnya.
"Kan harusnya kalau ada pengeluaran beli kursi, kursinya ada," sambungnya.
Sementara itu Yoris mengaku siap memberikan klarifikasi mengenai aliran dana yayasan selama masa kepemimpinan dirinya.
"Silakan aja kok, ada pertanggung jawabannya," kata Kuasa Hukum Yoris, Leni Anggraeni dilansir dari Youtube Diskursus Net.
Melansir Kompas.com, sebelumnya Yayasan Bina Prestasi memang diperiksa oleh polisi.
Ditemukan adanya data fiktif siswa di yayasan tersebut.
"Berdasarkan temuan-temuan kita di TKP dan tempat keluarga ada beberapa data siswa yang fiktif," kata Direktur Reserse Krimunal Umum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan di Mapolda Jabar.
"Secara yayasan semua legal standing sudah benar, namun secara operasional tidak ada siswanya," sambungnya.
Danu juga bersaksi bahwa memang ada data siswa fiktif di sekolahan tersebut.
"Keterangan Danu yang pernah bekerja di situ beberapa tahun memang siswanya fiktif," ungkap Surawan.
Polisi pun akan memanggil pihak-pihak terkait dalam yayasan ini.
"Dari keluarga semuanya, termasuk bekas kepala sekolah dulu kita panggil terkait pengelolaan dana sekolah," ujar Surawan.
(*)