Saat orang-orang zaman sekarang menganggap bahwa longdistance adalah cobaan berat, Atikoh hanya bisa menggelengkan kepala.
Pasalnya, dizaman belum ada ponsel, Atikoh dan Ganjar mampu menjalani hubungan jarak jauh selama 6 tahun.
Ganjar yang harus bekerja sebagai HRD di sebuah perusahaan terkemuka di kota Jakarta, hanya bisa berkomunikasi dengan Atikoh melalui pager.
Berbeda dengan telepon, pager adalah komunikasi satu arah.
Perlu diketahui, setiap pager dijual dengan nomor ID tertentu.
Nomor tersebut melekat dengan alatnya, hanya bisa diganti oleh teknisi operator atas permintaan khusus.
Jika seseorang ingin menghubungi pemilik pager, pertama-tama yang dilakukan adalah menelepon operator pagernya, sebutkan ID yang dituju, sebutkan pesannya, dan terakhir sebutkan siapa pengirimnya.
Hal tersebut yang biasa Atikoh dan Ganjar lakukan.
Mereka akan menitipkan pesan kepada operator untuk disampaikan ke kekasihnya.
Meski ada Wartel (Warung Telephone), jika ada uang, Atikoh lebih memilih menelepon Ganjar di atas jam 9 malam.
"Karena diatas jam 9, ada diskon 75 persen," ungkapnya.
Berbekal kesabaran, kesetiaan, dan perjuangan cinta di Era 90an, akhirnya tahun 1999 keduanya berhasil mengarungi bahtera rumah tangga.
Bahkan kini, seorang wanita yang ditemui Ganjar saat KKN, ternyata menjadi sosok hebat dibalik keberhasilan Ganjar memimpin Jawa Tengah.
"Pertama kali saya jatuh cinta adalah saat melihat Mas Ganjar bersosialisasi dengan masyarakat saat KKN.
Dengan beliau menjadi gubernur, tentu kegiatan beliau membuat saya kembali jatuh cinta berkali-kali," pungkas Atikoh.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul, PENGAKUAN Blak-Blakan Siti Atikoh Ungkap Sosok Ganjar Pranowo Muda : 'Jarang Ucapkan I Love You'
(*)