Nurul menduga, anaknya meninggal di tangan mertuanya, Khoiri (52), warga Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, sekitar satu jam setelah menutup telepon itu.
"Aku menduganya ya sekitar jam itu."
"Setelah kami telepon. Kalau kata polisi, (korban meninggal) diketahui pertama sama suaminya, ya jam 16.00 WIB atau jam 17.00 WIB," jelasnya
Lebih lanjut, Nurul sempat mengeluh kepada FAH sakit perut, dalam panggilan video tersebut.
Dia minta supaya anaknya mendoakan agar segera sembuh dan bisa bertemu.
"Saya sempat bilang, 'mbak (korban), ibu perutnya sakit lambung kumat, doakan ibu sembuh, biar bisa mencari waktu tingkepan tujuh bulanan (kandungan) kamu'," ucapnya.
Sedangkan, korban dalam telepon video tersebur bercerita berniat untuk menjual televisinya.
Sebab, dia ingin membeli sebuah sepeda yang digunakan sebagai tranportasi sehari-harinya.
"Dia (korban) sempat bilang, 'bu aku mau jual TV sama STB (set top box)-nya, buat beli sepeda jelek-jelekan'."
"'Suamiku minta Rp 1 juta, kemarin sempat ditawar orang Rp 750 ribu'," ujar dia.
Nur tak menyangka pada Selasa (31/10/2023) malam, dirinya mendapatkan kabar bahwa sang anak dilarikan ke Puskesmas Purwodadi karena dugaan pembunuhan.
Setiba di rumah sakit, putrinya sudah meninggal dunia.
"Aku tatak (berusaha kuat) di Puskesmas."
"Di sana aku lihat anakku kok pegang perutnya, posisi pegang perutnya, sininya (leher sisi kanan) menganga."
"Cuma wajahnya senyum."
"Ya Allah, Nak," katanya pilu. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Penyebab Menantu yang Sedang Hamil 7 Bulan Dibunuh Mertua di Pasuruan, Dianggap Biang Masalah Utang