“Rp 4 juta,” jawab Mario.
Ketika Mario menginjak kelas 2 SMA, terjadi pandemi Covid-19 sehingga pembelajaran di SMA Taruna Nusantara dilakukan secara daring. Mario pun kembali ke Jakarta dan tinggal bersama orangtuanya.
Menyusul perpindahan itu, uang saku Mario naik menjadi Rp 6 juta per bulan.
Mario menyebut bahwa sejak SMP, uang saku tersebut diberikan orangtuanya melalui transfer rekening bank sang ibu.
“Pada saat itu tinggal di rumah Simprug, Jakarta Selatan, uang saku saya pada saat itu menjadi Rp 6 juta per bulan yang diperoleh dari ibu,” ucap jaksa membacakan BAP Mario, yang dikonfirmasi oleh Mario.
Mario tak menuntaskan pendidikannya di SMA Taruna Nusantara. Ia melanjutkan studi tingkat atas di SMA Tirtamarta, Pondok Indah, Jakarta Selatan, selama 2021-2022.
Dalam persidangan yang sama, jaksa juga menggali informasi soal dugaan keterlibatan ibunda Mario, Ernie Meike Torondek, di perkara ini. Kepada Mario, jaksa bertanya mengenai pekerjaan sang ibu.
“Apa pekerjaan ibu Saudara?” tanya jaksa.
“Ibu rumah tangga,” jawab Mario.
Mario mengaku tak tahu menahu bahwa ibundanya menjadi komisaris di sejumlah perusahaan milik sang ayah yang diduga menjadi sumber gratifikasi.
“Tahu ibu Anda sebagai komisaris?” tanya jaksa.