Grid.ID - Kisah mengiris hati dialami seorang jurnalis di Gaza, Palestina.
Mohammed Alalouo (37), tak bisa menahan tangis usai tahu 4 anaknya ikut jadi korban tewas Israel.
Empat anak Mohammed Alaloul tewas usai rumah yang dihuninya hancur terkena serangan Israel.
Pria yang bekerja untuk kantor berita Turkiye Anadolu ini menangis histeris.
(Kemarin) Saya menangis di belakang kamera saya melihat anak-anak orang lain tiada.
Hari ini, sayalah yang kehilangan anak-anak saya," ucap Alaloul, Minggu (5/11/2023).
Empat anak Alaloul meninggal dunia akibat serangan Israel yang mengenai kamp pengungsi Al-Maghazi pada Sabtu (4/11/2023) malam.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas, serangan Israel yang menyebabkan hancurnya tujuh bangunan bertingkat di kamp pengungsi Al-Maghazi itu total menewaskan 45 orang.
Di antara mereka yang tewas, ada juga empat saudara laki-laki Alaloul dan beberapa keponakannya.
Saat kejadian, Alaloul tengah meliput serangan Israel di tempat lain.
"Sepupu saya menelepon saya untuk memberi tahu saya bahwa rumah saya telah hancur dalam serangan terhadap bangunan tetangga," jelas dia.
"Di rumah saya, tidak ada seorang pun yang menjadi anggota kelompok bersenjata.
Tapi hari ini, saya hanya menyisakan istri dan satu anak laki-laki saya," katanya.
Alaloul menyebut, di antara anak-anaknya yang tewas, tiga adalah laki-laki dan seorang anak perempuan.
Sebelumnya, ia padahal sudah menjanjikan kepada mereka kehadiran seorang adik perempuan secepatnya.
Gaza telah dibombardir tanpa henti oleh Israel sejak kelompok Hamas menyerbu dari wilayah tersebut pada 7 Oktober.
Lebih dari 10.000 warga Palestina dilaporkan telah terbunuh dalam respons Israel terhadap serangan Hamas.
Israel mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk menghancurkan Hamas dan menyelamatkan lebih dari 200 sandera yang diyakini ditahan di Gaza.
Setelah serangan terakhir, tetangga Alaloul, Said al-Najma, dan puluhan warga lainnya langsung berupaya membersihkan puing-puing untuk menemukan korban yang selamat.
Mereka mencari di antara lempengan-lempengan beton yang berjatuhan dan berlumuran darah.
Namun, seringkali yang mereka temukan hanyalah mayat atau potongan-potongan tubuh.
"Kami tidak punya apa-apa untuk mencari atau membersihkan reruntuhan," kata Najma.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul, PILU Jurnalis di Gaza, Kemarin Tangisi Anak Orang Lain, Kini Histeris 4 Anaknya Tewas Dibom Israel