Anon bercerita bahwa malam sebelum kremasi, Nong Mon muncul dalam mimpinya dengan kondisi yang memilukan.
Sang anak memeluknya erat, mengatakan kalau ia sangat kedinginan.
Anon sempat berbicara padanya, tapi kemudian Nong Mon menghilang.
Setelah mimpi itu, Anon segera bercerita kepada istrinya.
Keduanya memutuskan untuk membatalkan kremasi setelah pertimbangan matang.
Anon sudah mencari pengacara untuk mencari keadilan bagi anaknya yang meninggal.
Meski sudah enam hari sejak kematian Nong Mon, belum ada kejelasan tentang penyebab pastinya.
Sekolah juga belum memberi informasi yang memuaskan.
Namun, semangat Nong Mon tak luntur.
Dia masih berjuang, mencari keadilan bagi putranya yang telah tiada.
(*)