Baca Juga: Kemenkominfo Gelar Forus Diskusi Publik Tentang Bela Negara di Kampus USU
Menanggapi hal tersebut, Argo kemudian mengungkapkan bahwa setiap suku di Papua memiliki caranya sendiri-sendiri untuk menjaga keharmonisan diantara mereka.
Lalu, Cayetanus menambahkan salah satu cara yang bisa dilakukan mengasah ketrampilan literasi tadi yakni dengan memilih lingkungan yang positif termasuk di ruang digital.
"Sebisa mungkin juga tidak hanya di ruang digital, tapi dengan tetap memperhatikan keadaan lingkungan sekitar kita," terangnya.
Pada kesempatan diskusi tersebut para mahasiswa perantauan Papua juga sempat mengemukakan keluh-kesahnya terkait pembangunan dan kondisi di Papua.
Sementara itu, Cayetanus mengemukakan tantangan penerimaan lingkungan saat di perantauan. Untuk itu menyarankan agar para pemuda Papua diperantauan harus mau bergaul dan berbaur dengan masuk sebuah organisasi di lingkungan kampus sesuai dengan minat masing.
"Sehingga meningkatkan kemampuan komunikasi langsung dipraktikkan di lingkungan organisasi, karena akan menambah ilmu wawasan, sehingga nanti jika bergaul di ruang digital tidak mudah menerima informasi yang sala," jelasnya.
Baca Juga: Bijak Berekspresi di Ruang Digital, Kemenkominfo Dorong Anak Muda Paham UU ITE
Terkait dengan akan berlangsungnya Pemilu, kedua narasumber mengingatkan dengan perbedaan pilihan harus tetap menjaga kesatuan dan persatuan. Hal itu bisa dimulai secara bersama-sama dengan gotong-royong saling mengingatkan diantara generasi muda untuk tidak menyebarkan informasi palsu atau hoaks.
"Mari kita saling mengenal, saling memaklumi dan berbaur agar saling memahami budaya masing-masing," kata Argo.
Cayetanus kemudian mengungkapkan jika menggunakan sosial media untuk berkomunikasi sama seperti mengendarai kendaraan.