Lebih lanjut AI juga kerap disiksa dengan cara dipukul benda tumpul atau ditendang orang tuanya.
"Kondisinya sangat mengkhawatirkan karena terlihat banyak luka di sekujur tubuhnya," jelas Titin.
Diketahui pada awalnya AI tinggal bersama nenek dan kakeknya.
Namun saat kembali tinggal bersama orang tuanya, AI kerap disiksa karena dianggap susah diatur dan bandel.
Dilansir dari Tribun Trends (25/11/2023), AI telah didiagnosis oleh dokter menderita gizi buruk.
Bahkan melalui hasil rontgen dari RSUD Kota Banjar, ditemukan butiran-butiran kecil mirip bebatuan di tubuh korban.
"Dan ini dibuktikan ada pecahan tembok dari kotoran korban. Hasil rontgen RSUD, mungkin AI ini sempat makan bebatuan," ujar Titin.
Diketahui AI memiliki saudara kembar yang tinggal terpisah dengannya.
Saudara kembarnya tinggal bersama orang tua dan mendapatkan perlakuan yang lebih baik.
Sementara AI justru sebaliknya lantaran orang tuanya menganggap AI sebagai bocah yang nakal dan sulit diatur.
(*)