Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani
Grid.ID - Penemuan kerangka manusia di bawah lantai rumah di Kabupaten Blitar, Jawa Timur telah menemui titik terang.
Identitas korban diketahui merupakan Fitriani yang merupakan istri dari pemilik rumah.
Sang pelaku yang merupakan suaminya berinisial SH membunuh Fitriani lantaran cemburu dengan adanya orang ketiga hingga mengubur jasadnya di dalam rumah dan dicor dengan semen.
Melansir dari Kompas.com (24/11/2023), Kepala Seksi (Kasi) Humas Kepolisian Resor (Polres) Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar mengatakan bahwa Fitriani telah dibunuh suaminya dua tahun lalu.
Sang suami SH juga telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.
"Telah terpenuhi dua alat bukti untuk menjerat SH, pemilik rumah pertama, untuk ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan istrinya sendiri yang bernama saudari Fitriani tersebut," ujar Samsul.
Penemuan jasad Fitriani sendiri terbongkar saat pemilik rumah yang baru sedang melakukan renovasi pada rumah SH hingga akhirnya menemukan jasad yang telah menjadi kerangka di rumah yang dibelinya itu.
Pihak keluarga sendiri mengatakan bahwa sudah lama Fitriani tidak pulang ke kampungnya.
Keluarga korban juga mengatakan bahwa sudah dua tahun terakhir Fitriani tidak diketahui kabarnya.
Baca Juga: Kejam, Suami Tega Bunuh Istri di Blitar, Jasad Dicor di Lantai Rumah hingga Tinggal Kerangka
Hingga kabar mengejutkan diterima oleh pihak keluarga yang mengetahui bahwa Fitriani telah tiada.
Dilansir dari Tribun Trends (27/11/2023), selama dua tahun usai mengubur jasad sang istri di dalam rumah, SH masih tinggal di rumah yang sama.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Hendro Utaryo.
"Betul, SH masih tinggal di situ setelah dia lakukan pembunuhan terhadap istrinya," ujar Hendro.
"Dia masih tidur di rumah itu meskipun informasinya dia datang dan pergi selama itu," tambahnya.
Kendati demikian, kakak ipar SH, Subagyo mengatakan bahwa SH tak bisa tinggal tenang di rumah itu.
SH diketahui tak betah berada di rumahnya dan lebih banyak keluar rumah hingga akhirnya SH menjual rumah itu kepada kakak iparnya.
Subagyo mengatakan alasan SH menjual rumah kemungkinan lantaran sudah tidak kuat lagi berada di rumah itu.
"Selain membutuhkan uang, mungkin dia jual rumah itu dua bulan lalu juga karena sudah tidak kuat tinggal di rumah itu," ujarnya.
Dikatakan juga bahwa kedua anak Subagyo yang masih berusia 7 dan 5 tahun kerap menangis histeris tanpa sebab yang jelas.
(*)