Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi
Grid.ID - Korea Selatan lagi-lagi jadi perbincangan karena masalah serius yang menghampiri: tingkat kelahirannya yang terendah sepanjang masa!
Angkanya nyaris mencapai ke titik nol, 0,70 pada kuartal kedua 2023.
Padahal, untuk menjaga populasi tetap stabil, diperlukan tingkat kelahiran sekitar 2,1.
Ini jadi sorotan karena menggarisbawahi masalah panjang lebar yang dihadapi negara ini.
Berita mengejutkan ini ternyata bukan cuma soal jumlah anak yang makin menurun, tapi juga perubahan besar dalam pola hidup masyarakat.
Semakin banyak kaum muda yang memilih jalur 'melewatkan' pernikahan dan punya anak.
Penyebabnya? Macam-macam! Ada tekanan ekonomi, pergeseran peran gender, dan juga mimpi-mimpi pribadi serta karier yang dikejar.
Nah, untuk mengatasi penurunan kelahiran ini, pemerintah kota di Seongnam punya triknya sendiri, nih!
Mereka menyiapkan acara pemertemuan jodoh massal, di mana 100 cowok dan cewek berharap menemukan pasangan hidup.
Para peserta, yang mayoritas masih di usia 20-30an, berkumpul di acara yang memberikan anggur, cokelat, game seru, plus layanan gratis termasuk cek latar belakang para single yang hadir.
Hasilnya? Peserta puas banget dengan acara pemertemuan jodoh ini!
Salah satu peserta bahkan bilang kalo acara ini lebih hemat daripada ikutan acara sosial lainnya atau daftar di agen kencan profesional.
Tapi, ada juga kabar dari Reuters, nih, "Ibu kota Korea Selatan, Seoul, sempat mempertimbangkan acara serupa tetapi menunda rencana tersebut setelah mendapat kritik bahwa hal itu akan menjadi pemborosan uang pajak yang gagal menangani alasan orang-orang memilih tidak menikah dan memiliki anak - terutama biaya hidup yang melambung tinggi, terutama biaya perumahan dan pendidikan."
Beberapa K-netizen juga komentar, katanya daripada cuma ngadain acara jodoh-jodohan, Korea Selatan harus hadepin masalah utama soal biaya hidup yang makin naik.
Salah satunya soal harga rumah yang melambung tinggi, bikin banyak orang susah banget cari tempat tinggal yang terjangkau, yang bikin mereka males buat mulai keluarga.
Mereka juga bilang, penting banget nih nambahin kebijakan cuti melahirkan yang lebih oke. Sekarang ini, lama cuti dan kompensasinya mungkin tidak cukup untuk memiliki anak.
Dengan menambahkan cuti melahirkan dan pastiin dukungan finansial yang memadai, Korea Selatan bisa ringanin beban ibu-ibu yang lagi hamil atau baru melahirkan.
Selain itu, ada juga usulan buat bikin sistem dukungan keluarga yang lebih solid, kayak akses ke penitipan anak yang bagus atau sumber daya pendidikan yang oke.
Langkah-langkah seperti ini bisa membantu keluarga dan juga membantu wanita untuk menyeimbangkan karier dan peran sebagai ibu yang hebat.
Wah, bagaimana menurutmu?
(*)