Grid.ID - Suami Ayu Dewi ternyata sudah tajir sejak lahir.
Pasalnya, kakek Regi Datau merupakan pemilik perusahaan besar di Indonesia.
Sang kakek pemilik perusahaan besar, Regi Datau ternyata dapat warisan berupa ini.
Sudah bukan rahasia lagi kalau suami Ayu Dewi berasal dari keluarga tajir melintir.
Melansir dari TribunJateng.com, Regi Datau merupakan cucu dari pendiri Panasonic Gobel, Thayeb Mohammad Gobel.
Perusahaan besar milik kakek Regi Datau itu diketahui sudah berdiri sejak 1954.
Saat ini, kepemimpinan perusahaan tersebut dipegang oleh Rachmad Gobel, yang merupakan paman bungsu dari Regi Datau.
Regi Datau menjabat sebagai direktur utama di PT Gobel Dharma Sarana Karya (GDSK), anak perusahaan Panasonic Gobel.
Awal mula perusahaan yang kini dikelola oleh Regi Datau berasal dari kebaikan hati kakeknya yang ingin menyediakan makanan bagi para pekerja pabriknya di rumah.
Pada saat itu, konsep pabrik menyediakan makanan bagi pekerjanya belum umum di Indonesia.
Kakek Regi mendirikan sebuah dapur di pabrik dan mengumpulkan istri-istri pekerja untuk menyediakan makanan berkualitas bagi suami mereka yang bekerja di pabrik.
Tujuan utamanya hanyalah untuk memastikan para pekerja memiliki makanan yang layak selama istirahat, sehingga mereka merasa senang dan produktivitas mereka meningkat.
Perusahaan yang kini dikepalai oleh Regi Datau, yaitu PT. Gobel Dharma Sarana Karya, telah berkembang menjadi perusahaan jasa yang menyediakan berbagai layanan makanan dan perhotelan untuk berbagai lapisan masyarakat di Indonesia.
Regi Datau Diajarkan Hidup Sederhana Meski Terlahir dari Keluarga Kaya
Regi Datau sempat menceritakan kisah hidupnya meski dirinya disebut terlahir di keluarga kaya.
Melansir dari Kompas.com, suami Ayu Dewi tidak merasa keluarganya adalah konglomerat.
Keluarganya menjalani kehidupan yang sederhana.
"Pernah enggak sih ngerasain sampo abis diisi air, botol dikocok-kocok, atau enggak sampo sachet sampai dilipet-lipet sampai keluar," tanya Ayu yang sempat membuat Regi bingung.
"Aku enggak pernah merasa semenjak kecil seolah-olah konglomerat," ujar Regi dikutip dari YouTube MrsAyuDewi.
Regi kemudian memberikan ilustrasi kecil, bahwa dirinya dan saudara-saudaranya tidak memiliki televisi di setiap kamar mereka.
Meskipun keluarganya mampu melakukannya dengan usaha yang dimilikinya, memiliki televisi di setiap kamar tidak dianggap sebagai sesuatu yang sulit.
"Kayak contoh, aku diajarin dari pertama aku kecil sampai aku berangkat kuliah ke luar negeri, lulus kuliah luar negeri, aku enggak pernah punya tv di kamar aku sendiri," kata Regi.
"Padahal konon katanya kakek aku katanya bisnis elektronik, artinya se-simple punya tv di kamar aja aku enggak punya," sambungnya.
Sama halnya ketika teman-teman di SMA sudah memiliki mobil pribadi, Regi masih diantar menggunakan satu mobil bersama saudaranya yang lain.
Juga, saat ibunya mengajarkan cara membersihkan kamar mandi setelah penggunaannya atau ketika asisten rumah tangga pulang kampung pada Idul Fitri, Regi dan saudara-saudaranya bergantian melakukan tugas membersihkan rumah.
(*)