"Mereka standby sejak tadi malam, sejak lost kontak dengan Ife (panggilan Zhafirah di rumah), ayahnya dan pamannya langsung ke sana," imbuhnya.
Korban sendiri kini masih lemah lantaran luka bakar di wajah.
"Kondisi Ife luka bakar di wajah. Alhamdulillah, bisa ngomong sedikit-sedikit, namun tak kami paksakan juga menceritakan kronologinya," ujar Rani.
Melansir dari Tribunmedan.com, korban sebelumnya sempat mengirim video tatkala ia terjebak erupsi.
Video tersebut pun dikirim korban melalui ponsel milik pendaki lain yang tercecer.
“Barang dia hilang semuanya, jadi ada hand phone orang dapat sama dia. Ada sinyal dan bisa dibuka hand phone-nya (dikirim kondisinya),” ujar Rani, Minggu (3/12/2023).
“Tangannya patah, luka-luka. Tidak kuat lagi katanya,” tambahnya.
Sebelumnya Zhafirah mendaki bersama teman-teman kampusnya sejak Jumat (1/12/2023) dan berencana pulang hari ini, Minggu (3/12/2023).
Dalam operasi evakuasi, 11 pendaki ditemukan telah meninggal dunia sementara 12 pendaki lain masih dalam pencarian.
Perlu dicatat bahwa erupsi Gunung Marapi terjadi pada hari Minggu (3 Desember 2023) pukul 14.54 WIB, melemparkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter.
(*)