Grid ID - Film Hamka & Siti Raham Vol 2 dibuat untuk memberikan sisi lain kehidupan dari Buya Hamka. Dimana Siti Raham memberi kekuatan pada perjuangan Buya Hamka di tengah berbagai cobaan.
Mulai dari ketika Hamka meninggalkan Raham untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, hingga momen-momen saat Hamka dipenjara oleh Soekarno.
Di awal film, memperlihatkan sosok Buya Hamka di masa muda yang bersemangat dalam memerdekakan Indonesia tergambarkan dengan jelas.
Hal ini terlihat dari akting Vino G Bastian yang menunjukkan semangat yang menggelora sehingga penonton dapat memahami semangat Buya Hamka di momen itu.
Selain itu, akting Laudya Cintya Bella sebagai Siti Raham yang ditinggalkan oleh suaminya berjuang di tengah gempuran tentara Belanda juga menunjukkan kekhawatiran yang terlihat jelas pada ekspresi wajahnya sehingga penonton bisa merasakan perasaan yang ada di dalam hati sosok Siti Raham itu.
Kesetiaan dari sosok Siti Raham juga tergambarkan dengan baik oleh Laudya Cintya Bella.
Bagaimana kesabaran yang diberikan Siti Raham kepada Buya Hamka ketika suaminya sibuk berjuang dan dukungannya terhadap Buya Hamka untuk terus mendengarkan kata hatinya sendiri menjadi sebuah pembelajaran baru bagi penonton.
Sutradara Fajar Bustomi nampak bekerja keras memilih dan memilah dengan baik momen-momen bersejarah sosok Buya Hamka yang tentunya sangat banyak dan panjang dalam sebuah satu film namun tetap dengan cerita yang berurutan dan tidak ada yang terlewat.
Meskipun sudah bekerja keras, tapi tumpang tindih terasa di cerita karena muncul berbagai tokoh nasional dengan cuplikan adegan. Bagi penonton yang minim literasi sejarah, beberapa adegan akan dipertanyakan fungsinya.
Namun, meski terdapat perubahan periode waktu, penonton tetap bisa mengikuti ceritanya dengan nyaman berkat make up protestik yang digunakan oleh Vino G Bastian dan Laudya Cintya Bella untuk memperlihatkan perubahan usia Buya Hamka dan Siti Raham. Penggunaan make up protestik semakin mendukung keindahan film ini.
Perubahan suasana di dalam film juga dibangun dengan sangat baik, dari momen kebahagiaan saat Buya Hamka kembali pulang setelah beberapa lama keliling desa untuk berjuang, momen ketegangan ketika Buya Hamka ditangkap oleh polisi karena diduga ingin menggulingkan Soekarno, hingga momen sedih saat Siti Raham menghembuskan nafas terakhirnya tergambarkan dengan baik.
Penokohan Buya Hamka tidak mendominasi di sekuel kedua ini. Pendalaman kisah orang-orang yang membentuk karakter Buya Hamka menunjukkan sisi humanisnya.