Find Us On Social Media :

Tewas Dibanting Ayah, Bocah 10 Tahun di Jakarta Utara Ternyata Kesayangan Para Tetangga, Sering Lakukan Hal Mulia Ini Semasa Hidup

By Nindya Galuh Aprillia, Jumat, 15 Desember 2023 | 10:00 WIB

Tewas Dibanting Ayah, Bocah 10 Tahun di Jakarta Utara Ternyata Kesayangan Para Tetangga

Grid.ID - Kisah tragis bocah 10 tahun di Jakarta Utara yang tewas dibanting ayah kandung kini menyisakan sebuah cerita pilu.

Bocah laki-laki yang diketahui bernama Awan (10) ini meregang nyawa akibat kebengisan ayahnya, Usmanto (43).

Padahal, menurut pengakuan para tetangga, Awan adalah anak yang baik dan mudah bergaul.

Isak tangis pun pecah saat jenazahnya tiba di rumah duka dan hendak dimakamkan.

Bagaimana kisah lengkap Awan semasa hidup di mata para tetangga?

Dilansir Grid.ID dari Tribun Video, kejadian tewasnya Awan di tangan ayah kandungnya sendiri ini terjadi pada Rabu (13/12/2023), di Muara Baru, Jakarta Utara.

Nyawa bocah kecil itu tak dapat ditolong akibat luka berat yang dialaminya usai dipukul, ditendang, dan dibanting ayahnya ke aspal.

Rohman, pengurus RT setempat mengatakan, kejadian nahas itu bermula saat korban sedang asyik bermain bersama teman sebayanya sekitar pukul 14.00 WIB.

Awan tiba-tiba menabrak teman sebayanya hingga kakinya memar.

"Posisi ngebut, namanya anak-anak kayak gitulah anak kecil udah diperingatin juga sama ibu-ibu yang di sekitaran pos RT jangan ngebut, cuma tetap ngebut," kata Rohman saat ditemui di TKP.

Baca Juga: Heboh! Penampakan Awan Berlafaz Allah di Langit Saat Matahari Terbit di Sekitaran Gunung, Warga Bukittinggi Auto pada Takjub

Melihat kejadian itu, orang tua dari anak yang ditabrak langsung menegur Awan.

Teguran ini pun sampai ke telinga sang ayah, Usmanto.

Usmanto lalu mendatangi Awan yang masih asyik bermain bersama temannya di gang lalu terjadilah penganiayaan.

Pelaku menganiaya anaknya karena merasa emosi dan kesal.

Menurut Ketua RT setempat, Usman memang merupakan sosok pemarah.

Ia kerap bertindak kasar dan sulit untuk mengontrol emosinya.

"Namanya anak naik sepeda bagaimana sih. Namanya anak-anak, bandel biasa," kata ketua RT, Sudiono.

"Perlakuannya berbeda ke korban. Korban ini anak ketiga dari empat bersaudara," jelasnya.

Sosok Awan di Mata Tetangga

Melansir Tribun Jakarta, Awan merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara.

Baca Juga: Terungkap Sosok Ayah yang Banting Anaknya hingga Tewas di Muara Baru Ternyata Pecandu Narkoba

Menurut ketua RT, perlakukan Usman terhadap Awan dan tiga anaknya yang lain memang berbeda.

Di tengah keterbatasannya yang sulit bicara, Awan dikenal sebagai anak yang baik hati dan mudah bergaul.

Banyak tetangga yang bersimpati dan peduli terhadap Awan.

Bocah laki-laki itu juga dikenal sebagai anak yang aktif.

Ia bahkan sering membantu orang-orang di lingkungan rumahnya termasuk petugas kebersihan.

"Dia lebih-lebih dari artis kayaknya. Karena kita sayang sama dia."

"Kalau dibilang peduli, pedulian tetangganya kali daripada bapaknya,” kata salah satu tetangga.

Awan kerap mendapat imbalan dari apa yang ia lakukan, baik dalam bentuk uang atau makanan.

Terkadang, imbalan itu tidak hanya ia nikmati sendiri, Awan kerap membagikan uang imbalan untuk orang di rumahnya atau bahkan melakukan kebaikan lain.

Kabaikan bocah cilik itu diungkap oleh Juanda, petugas PPSU setempat.

Baca Juga: Tega, Ayah di Muara Baru Banting Anaknya hingga Tewas, Pelaku Kesal Gegara sang Anak Tabrak Tetangga saat Naik Sepeda

Ia bercerita, Awan pernah membelikan air minum untuk sekelompok petugas PPSU Kelurahan Penjaringan yang tengah beristirahat.

"Dia baik banget, saya pun heran."

"Pernah, kita lagi kumpul, tiba-tiba A beli air mineral, banyak banget, terus kasih ke kita. Itu pakai uang dia sendiri,” kata Juanda.

Istri Ketua RT setempat juga mengatakan bahwa Awan adalah sosok penyayang.

Setiap diberikan makanan atau apapun dari tetangga, Awan selalu ingat ibunya di rumah.

Meski Awan adalah anak disabilitas, banyak warga yang perhatian dan sayang kepada Awan.

“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil."

"Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” kata Haria.

Sementara itu, menurut petugas PPSU lain, Awan pernah bercita-cita mulia.

Ia ingin suatu hari nanti menjadi petugas pemadam kebakaran agar bisa membantu banyak orang.

Baca Juga: Rekam dan Bunuh 4 Anaknya yang Dijejekan di Kasur, Ayah di Jagakarsa Ngaku Pengin Datang ke Pemakaman: Ini Kesalahan Papa

Bahkan disebutkan pula bahwa bocah 10 tahun itu gemar menonton konten tentang pemadam kebakaran.

(*)