Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani
Grid.ID - Tepat pada hari ini, 26 Desember merupakan 19 tahun bencana tsunami menimpa Aceh.
Tsunami yang berasal dari gempa berkekuatan 9,3 M ini menghancurkan Aceh dengan ombak setinggi 30 meter.
Dilansir dari Kompas.com, atas peristiwa memilukan itu setidaknya sebanyak 200.000 jiwa meninggal dunia.
Tsunami Aceh tahun 2004 itu tercatat sebagai bencana kemanusiaan yang paling besar di Indonesia menurut PBB.
Diketahui bahwa wilayah sumber dari gempa berjarak sekitar 149 kilometer sebelah barat Meulaboh dengan kedalaman sekitar 10 kilometer.
Bahkan seorang Profesor Ilmu Geologi University of Colorado yakni Roger Bilham mengatakan gempa itu setara dengan bom 100 giga ton.
Memori akan dahsyatnya tsunami Aceh 2004 tak lepas dari perekam video yang videonya viral sedunia.
Melansir dari Serambinews, sosok perekam itu bernama Cut Putri.
Diketahui saat itu Cut Putri tengah berusaha berjuang menyelamatkan diri sambil merekam kejadian tersebut.
Cut Putri merekam menggunakan sebuah handycam yang dipegangnya.
Ia merekam dari lantai dua di rumahnya saat gelombang tsunami datang.
Hasil video yang direkamnya pun viral hingga telah beredar dan ditonton oleh banyak orang di dunia.
Rumah lantai dua miliknya seakan menjadi saksi dari dahsyatnya gelombang tsunami yang menerjang kala itu.
Tak hanya merekam saat tsunami terjadi, rupanya Cut Putri juga merekam banyak momen saat dirinya berjalan-jalan di sekitar kota Banda Aceh.
"Selama berada di Aceh, saya selalu merekam segala kejadian," ujarnya.
Meskipun peristiwa memilukan itu telah terjadi 19 tahun lalu, Cut Putri masih menyimpan hasil rekamannya.
"Sampai hari ini saya masih menyimpan dan melihat kembali bagaimana tampakan Banda Aceh sebelum tsunami, demikian juga tampaknya kota Sabang waktu itu karena sempat juga ke Sabang, bahkan saya juga sempat merekam PLTD Apung.
Jadi masih ada di laut waktu itu, lengkap dengan pemandangan laut, dengan orang-orang di sekitarnya di Ulhe Lhue saat itu," terangnya.
Diakui oleh Cut Putri mengenai banyaknya media luar yang meminta hasil rekaman dahsyatnya bencana tsunami Aceh 2004 lalu kepadanya.
(*)