Awalnya, Be mengeluhkan kulitnya yang muncul bintik-bintik.
Ia sempat mengabaikannya namun setelah anak pertamanya lahir, bintik-bintik itu semakin menyebar.
Kondisinya semakin paraj karena perubahan hormonal.
Be kemudian melahirkan anak keduanya.
Ia baru menyadari bahwa dirinya tertullar penyakit karena kulitnya terlalu menempel.
Akibat penyakit ini Be menjadi sulit beraktivitas dan berkomunikasi.
Be tak lagi bisa bicara jelas seperti sebelumnya.
Tubuhnya berubah total, terutama kulit di bawah leher semakin melekat pada dagu.
Meski kondisi Be cukup parah, namun ia belum ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan.
Di tengah cobaan itu, untungnya suami Be masih setia mendampingi.
Bahkan selama istrinya sakit, Hung rela bekerja hingga memasak.