Berdasarkan survei, mayoritas responden memilih Shopee Live (59 persen) sebagai platform live shopping paling interaktif. Lalu, diikuti oleh TikTok Live (26 persen), Lazada Live (8 persen), dan Tokopedia Play (7 persen).
Ketika ditanya platform live streaming yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan omzet, para penjual memilih Shopee Live (62 persen), diikuti TikTok Live (26 persen), Tokopedia Play (7 persen), dan Lazada Live (6 persen).
Baca Juga: Geluti Profesi Baru, Eriska Rein Mantap Jadi Mompreneur
Produk fashion dan beauty merajai live shopping
Survei IPSOS juga mengungkapkan sejumlah kategori produk yang paling banyak dijual di fitur live streaming milik e-commerce, yaitu fashion (56 persen), beauty, care, and health (39 persen), daily product atau FMCG (32 persen), serta lifestyle (17 persen).
Survei tersebut juga mengungkapkan platform live streaming yang paling sering digunakan untuk menjual kategori produk yang merajai live shopping, yaitu fashion dan beauty.
Pada kategori fashion, penjual memilih Shopee Live (62 persen), TikTok Live (28 persen), Tokopedia Play (5 persen), dan Laz Live (4 persen) untuk mempromosikan dan menjual produknya selama 3 bulan terakhir.
Dari empat platform layanan live streaming tersebut, sebanyak 66 persen penjual menilai Shopee Live memberikan share of value tertinggi. Hal ini diikuti oleh 26 persen yang memilih TikTok Live, 5 persen memilih Tokopedia Play, dan 4 persen memilih Laz Live.
Sementara itu, platform yang paling banyak dipilih penjual produk di kategori beauty adalah Shopee Live (70 persen), TikTok Live (22 persen), Tokopedia Play (4 persen), dan Laz Live (4 persen).
Andi Sukma melihat bahwa Shopee Live yang mendominasi pada setiap aspek yang disurvei oleh IPSOS kali ini.
“Kami melihat pertumbuhan yang pesat dan tingginya animo para penjual khususnya brand lokal dan UMKM akan Shopee Live. Masih banyak potensi besar yang bisa Shopee kembangkan dan ditawarkan ke depan melalui berbagai inovasi dan program dalam menyambut live streaming sebagai masa depan industri e-commerce,” tutup Andi.
(**CM/YUS)