Find Us On Social Media :

Dibebankan Pekerjaan Perawatan Anak hingga Lansia, Perempuan Pertaruhkan Kesehatan Mentalnya

By Ragillita Desyaningrum, Kamis, 18 Januari 2024 | 20:00 WIB

Organisasi Perburuhan Internasional atau International Labour Organization (ILO) menyoroti persoalan pekerjaan perawatan tidak berbayar di Indonesia.

Kebanyakan orang hanya fokus pada kerja perawatan yang ia lakukan merupakan bentuk baktinya kepada orangtua.

Hal itu sebenarnya tidak disalahkan Riris, namun ia menyebut bahwa banyak orang yang lupa bahwa ia harus mempertaruhkan kesehatan mentalnya demi mengurus orangtua.

“Menurut saya betul kalau ngurus orangtua adalah ladang amal ibadah, dapat pahala, bakti. Tapi orang kadang lupa bahwa untuk mengurus orangtua dalam usia senja, usia lansia, itu banyak yang nggak sadar bahwa kita mempertaruhkan kesehatan mental kita,” kata Riris dalam diskusi yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).

Riris tak memungkiri bahwa rasa capek kerap ia rasakan, baik secara fisik maupun mental.

Karena sering berinteraksi dengan ayahnya, gesekan-gesekan juga kerap tak terhindarkan.

Dalam menghadapi kejadian seperti ini, Riris biasanya berusaha untuk menjauh dari ayahnya untuk membuang emosi negatifnya.

Ia mengaku akan pergi ke kamar mandi hanya untuk menangis dan menenangkan dirinya.

Baca Juga: ILO Luncurkan Hasil Survey Soal 'Pekerjaan Perawatan Tanggung Jawab Perempuan atau Bersama?'

“Biasanya saya kalau lagi ada di fase ini, tabrakan sama bapak saya, saya biasanya pergi dulu menjauh. Dalam arti, saya memang harus buang emosi saya, kadang-kadang saya lari ke kamar mandi cuman buat nangis, cuman buat ngeluarin emosi saya. Saya minum, nanti kalau saya sudah tenang, saya pegang bapak saya lagi,” ceritanya.

Ia bahkan mengaku pernah pergi ke hipnoterapis demi menjaga kesehatan mentalnya Dalam mengurus orangtuanya.

Hipnoterapis kemudian menyebutkan bahwa kerja perawatan yang dilakukan Riris tak bisa dilakukan secara terus menerus tanpa libur.

“Saya sampai ke hipnoterapis, itu dibilang ‘Lu nggak bisa berbulan bulan ngurus orangtua lo tanpa ada cuti’. Kalau orang kerja kantoran tuh kan ada cuti ya. Saya tuh minimal sebulan satu atau dua hari saja saya minta me time, istirahat,” jelasnya.