Find Us On Social Media :

Ngeri! Viral Cerita Perempuan Jadi Tumbal Sekte Pemuja Setan di Malang, Akui Alami Kejadian Aneh dan Mematikan

By Ragillita Desyaningrum, Jumat, 19 Januari 2024 | 12:57 WIB

Ngeri! Viral Cerita Perempuan Jadi Tumbal Sekte Pemuja Setan di Malang, Akui Alami Kejadian Aneh dan Mematikan

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.ID – Sebuah pengakuan seorang perempuan yang menjadi tumbal sekte pemuja setan belakangan ini menjadi viral.

Pengakuan itu berasal dari seorang perempuan bernama Siska, yang menjadi narasumber di Youtube Lonceng Mystery.

Konten ini sendiri diunggah di Youtube Lonceng Mystery pada Selasa (9/1/2024) dan telah ditonton lebih dari 500.000 kali.

Sekte pemuja setan ini disebut berada di Malang, Jawa Timur, dan melibatkan sebuah yayasan bimbingan belajar.

Berikut Grid.ID telah merangkum pengakuan Siska yang menjadi korban atau tumbal dari Sekte Pemuja Setan di Malang.

Awal Mula

Siska bercerita bahwa awal mula peristiwa ini adalah di tahun 2024 ketika ia masih menjadi mahasiswa semester 5 di salah satu perguruan tinggi di kota Malang.

Pada saat itu, ia disarankan oleh seorang temannya untuk bekerja sebagai salah satu pengajar di sebuah yayasan bimbingan belajar.

Siska mengungkapkan bahwa selama 1-2 bulan bekerja, ia belum merasakan kejadian aneh.

Baca Juga: Geger Sekte Pengabdi Setan di Malang, Gadis Ini Curhat Nyaris jadi Tumbal Nyawa hingga Diteror Pocong, Polisi Sampai Turun Tangan

Namun ia sudah merasa aneh karena belum pernah bertemu ketua yayasan tempatnya bekerja.

Dibayar dengan Gaji Tinggi

Kecurigaan Siska kemudian berlanjut saat ia menerima gajinya yang ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan pengajar pada umumnya.

“Aku udah curiga karena biasanya kalau bayaran pengajar bimbel itu berapa sih? (Paling) Rp 30.000 per jam. Itu nggak, selama seminggu aku bisa dapat uang Rp 500.000 sampai Rp 600.000,” kata Siska.

Karena merasakan keanehan ini, Siska pun ingin bertemu langsung dengan ketua yayasan, tapi tidak pernah terwujud.

Undangan Seminar yang Mencurigakan

Setelah sekitar 4 bulan bekerja, Siska dan teman pengajar yang menyarankannya untuk bekerja di yayasan bimbel tersebut mendapatkan undangan seminar.

Anehnya, seminar tersebut diselenggarakan pukul 11 malam di salah satu hotel terkenal di kota Malang.

Tak hanya Siska dan temannya yang berinisial S, ada juga A dan T yang juga diundang oleh ketua yayasan dalam seminar tersebut.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Terkuak, Danu sang Keponakan Ungkap Skenario Terduga Dalang Sampai Tudingan Dijadikan Tumbal

Setelah mendatangi hotel tersebut, Siska merasa aneh karena dekorasi yang mencurigakan seperti ruangan yang gelap dan banyak lilin.

Selain itu, tamu yang datang juga mengenakan jas, termasuk ibu ketua yayasan.

“Waktu di gerbang sampai di pintu masuk, itu lilin udah berjejer. Kayak kita udah disambut. Kayak bukan tamu biasa,” ujar Siska.

“Kita masuk di salah satu aula yang sudah didekorasi gelap. Aku udah mikir, ‘Apa ini pengabdi setan atau sekte-sekte ya?’” lanjutnya.

Kecurigaan Semakin Menjadi-jadi

Siska kemudian bercerita bahwa kecurigaan dan ketakutannya semakin menjadi-jadi mendekati pukul 11 malam.

Ia mengatakan bahwa saat itu ada seorang pria bertopeng hitam yang naik ke panggung dan berbicara.

Walau tidak mengerti perkataan pria tersebut, Siska ingat bahwa pria itu mengarahkan sekitar 100 orang yang ada di aula itu untuk menjadi dua kelompok.

“Ada kata yang saya inget itu kayak gini, ‘Nanti kalau yang di kota semuanya harus berkumpul di sini, nanti yang dari kabupaten harus berkumpul di sini, di titik sebelah ini’,” ujar Siska.

Baca Juga: 5 Arti Mimpi Jadi Tumbal, Waspada Stres Berlebihan, Ada Pertanda Buruk?

Siska dan ketiga temannya semakin curiga bahwa acara yang mereka hadiri ini bukanlah acara seminar.

Mereka lalu meminta izin kepada ibu yayasan untuk pulang, namun si ibu yayasan hanya mengangguk tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Makin ketakutan, Siska dan temannya kemudian lari meninggalkan aula dan seluruh orang yang ada di sana langsung melihat mereka.

Ada Patung Simbol Pemuja Setan

Siska juga bercerita bahwa sebelum masuk ke aula, ia sempat melihat sebuah patung yang dikira patung anjing.

Namun, salah satu temannya menyebutkan bahwa patung tersebut adalah patung Baphomet.

Baphomet sendiri adalah entitas setan yang diyakini disembah oleh Ksatria Templar yang kemudian menjadi simbol pemujaan setan.

Ketika meninggalkan aula, Siska lalu melihat kembali patung tersebut untuk memastikan bahwa patung tersebut adalah Baphomet.

“Aku lihat patung yang kata temanku itu Baphomet. Ternyata benar,” imbuh Siska.

Baca Juga: Ngaku sebagai Sosok yang Penakut, Kiesha Alvaro Bongkar Alasannya Terima Tawaran Film Horor Tumbal Arwarod

“Di patung itu ada (benda), dibilang kendi tapi bukan kendi, tapi ada wadah seperti ini yang itu kayaknya (berisi) darah,” sambungnya.

Alami Kejadian Aneh dan Mematikan

Setelah berhasil pulang, Siska dan teman-temannya lalu mengalami kejadian-kejadian aneh dan mematikan.

Pertama, salah satu teman Siska yang menginap di rumahnya mengaku melihat pocong setelah bangun tidur.

Kedua, ibunya mengaku melihat Siska di kamarnya padahal Siska sendiri sedang tidak ada di rumah.

Ketiga, Siska mengalami kecelakaan yang membuatnya harus meregang nyawa.

“Aku nganterin Ibu ke pasar. Pulangnya, nggak tau kenapa, aku nyetir sepeda, itu ada yang dorong aku dari belakang. Aku jatuh, ibuku terpental ke kanan. Aku jatuh telungkup di aspal, di belakangku udah ada bus. Bus itu tadi ngerem mendadak. Alhamdulillah waktu itu aku masih ketolong. Posisi kepala aku sama ban bus itu (dekat). Aku nggak percaya saat itu, tapi waktu itu ada saksinya, ibu aku dan warga yang menolong aku,” jelasnya.

Keempat, anak-anak didik Siska mengaku sudah melihatnya mengajar di tempat Bimbel padahal Siska sendiri belum datang.

Putuskan Temui Ibu Yayasan

Karena keanehan-keanehan yang terjadi, salah satu teman Siska mengusulkan untuk menemui ibu yayasan.

Mereka akhirnya sepakat untuk berkunjung ke rumah ibu yayasan yang ternyata seperti rumah tak berpenghuni.

“Aku tanya ke salah satu orang yang di sekitar situ, ‘Pak mau tanya, ini benar nggak rumahnya si ibu (yayasan) ini?’ “Oh iya benar. Ada di dalam. Tapi orangnya itu agak aneh’, katanya gitu,” ungkap Siska.

Bapak tersebut kemudian memperingatkan Siska dan teman-temannya agar tidak mendekati si ibu yayasan lantaran punya sikap dan kebiasaan yang aneh.

Menemukan Catatan Tumbal

Baca Juga: Tumbal Kanjeng Iblis Jadi Film Horor Pertamanya, Sheryl Sheinafia: Semoga Memberikan yang Terbaik

Siska dan teman-temannya tetap memutuskan untuk bertemu dengan ibu yayasan.

Mereka kemudian masuk ke dalam rumah ibu yayasan yang tidak terkunci dan menemukan sebuah kertas catatan.

Catatan tersebut berisi biodata Siska dan ketiga temannya, termasuk nama, tanggal lahir, jam kelahiran, dan weton.

“Selengkap itu. Di kertas buram, tintanya warna merah. Aku masih ingat banget waktu itu,” tutur Siska.

Di lembar selanjutnya, Siska juga menemukan tulisan tentang kejadian yang akan membuatnya meninggal.

“Aku baca punya aku. Di proses kematiannya itu nanti aku sakit, pertamanya. Kedua, aku kecelakaan. Kepalaku kayak apa pun ditulis sama dia. Dan ketiga, kalau missal yang pertama dan kedua gagal, yang ketiga ini yang terakhir, aku akan bunuh diri,” tuturnya.

Bertengkar dengan Ibu Yayasan

Setelah bertemu dengan ibu yayasan, Siska mengaku sempat bertengkar dengan ibu yayasan.

Ia begitu marah ketika tahu bahwa dirinya dan teman-temannya akan dijadikan tumbal.

Bahkan Siska sampai menjambak rambut ibu yayasan yang kemudian dilerai oleh bapak tetangga yang ia temui sebelumnya.

“Ada Pak W yang melerai, akhirnya dibawa ke kelurahan untuk diadili. Akhirnya si ibu tadi disuruh keluar dari kampung itu,” kata Siska.

Ketika diadili, ibu yayasan mengungkapkan alasannya menjadikan Siska dan teman-temannya sebagai tumbal.

“Dia bilang katanya, ‘Kalau Tuhanku nggak dapat darah, aku nggak bakalan hidup’,” pungkasnya.

Sebulan setelah itu, Siska mendapat kabar bahwa ibu yayasan itu meninggal dunia karena sakit.

Siska menyempatkan untuk melayat dan mengatakan bahwa jasad ibu yayasan itu kurus kering seperti rangka yang dilapisi kulit.

(*)